728x90 AdSpace

atribusi

RENUNGAN

RENUNGAN

Sabtu, 28 Juli 2018

Suatu negeri yang tak menempatkan nilai Kritik pada poros

Ilustrasi renungan suatu daerah dengan kondisi buruk 

Sungguh sayang suatu negeri yang tak menempatkan nilai Kritik pada poros terdepan untuk memastikan roda pembangunan yg lebih baik.

Sungguh kasihan suatu negeri yg para pemimpinnya anti kritik, namun senang disanjung walau sanjungan  itu palsu belaka.

Sungguh sayang suatu negeri yang DPRnya tak mengerti sistem pemerintahan sehingga hanya menjadi Ekor dari elit pemerintahnya dengan harapan mereka pun mendapatkan keuntungan sedikit dgn aktivitas tempelan itu.

Sungguh sayang suatu negeri yang  rakyatnya tak tau apa2 tentang dinamika kemajuan dan tak memiliki mimpi besar untuk kemajuan negerinya dimasa depan.

Sungguh sayang suatu negeri yang para inteleknya menjadi Benalu agar diperhitungkan dalam setiap perombakan jabatan.

Sungguh sayang suatu negeri yang para pemimpinnya senang mengatakan "Mari kita bekerja dan membangun" tapi mereka tidak menyentuhkan tangannya atas seorang anak gelandangan yg kelaparan di bawah jembatan di tengah kota.

Sungguh sayang suatu negeri yang dgn sengaja mengobral tanah leluhurnya agar bisa mabuk dalam kepoyaan sepanjang malam.

Sungguh sayang suatu negeri yang para pekerjanya terlanjur takut kritisi pemimpinnya agar tak ditendang dari kursi empuk yang memanjakkan.

Sungguh kasihan suatu negeri yg rakyatnya senang ketemu pemimpin dan mengatakan betapa sanjungnya mereka terhadapnya dengan berkata, "Bapa ini pemimpin yang bijak, baik dan takut Akan Tuhan jadi bapa siap2 untuk periode berikutnya. Tiada pemimpin sebaik bapa." Tapi pandangan mata orang itu menyisir setiap saku pemimpinnya. Ketika pulang rakyat itu mengatur strategi baru untuk menjatuhkan pemimpin yang tadi ia apresiasi.

Sungguh sayang suatu negeri yang para pemimpinnya memiliki hobi baru yakni;  senangnya Pencitraan melalui media masa.

Sungguh sayang masa depan suatu negeri utopis yang layu diantara kita tanpa disadari betapa lunglainya. Rakyatnya pun terbuai dan terlena dalam irama musical klasik yg tak jelas liriknya...

Tiada nyanyian merdu yang mampu menggerakan urat nadinya tak mengaliri darah kehidupan. Tiada sapaan romantis yang mampu mendetakkan jantung sekencang mungkin seperti sedia kala. Bahkan air pancur yang segar dan bersih yang mengalir dari puncak Gunung Dogiyai pun tak memberi kepuasaan. Itulah perjalanan dalam mimpi semalamku jadi mari kita analisis mimpi itu agar kita pasang angka Togel dgn Tepat setelah siang nanti......

Tidak ada komentar: