salteb |
Pimpinan Lintas
Agama Kutuk Aksi
Penembakan
Memohon Presiden,
Kapolri dan Panglima TNI Mengatur Secara Cepat Penanganan Papua
Para Pimpinan
Agama di Tanah Papua.
JAYAPURA—
Maraknya aksi teror penembakan yang akhir – akhir ini terjadi di
Papua, khususnya Kota Jayapura, baik terhadap warga asing,
aparat keamanan, maupun terhadap masyarakat sipil, yang sejak 17 Mei
hingga kini telah tercatat 9 orang yang menjadi korbannya, mendapat
perhatian serius dari para Pimpinan Lintas Agama di Tanah Papua. Pada
intinya mereka mengutuk keras aksi-aksi penembakan yang mengorbankan
orang-orang yang tidak bersalah tersebut.
Dalam menyikapi aksi-aksi penembakan tersebut para pimpinan umat ini mengeluarkan pernyataan sikap dan seruan keprihatinan. Mereka adalah Ketua PGGP, Pdt. Lipiyus Biniluk, FKUB Papua, George Rumi, Ketua Muhammdiyah Papua, H. R. Partino, Uskup Jayapura, DR. Leo Laba Ladjar, MUI Papua Dudung, AQN, PHDI I Nyoman Sudha, NU Papua Tony Wanggai, Yapelin Petrus, FKUB T. H. Pasaribu, PGGP Mathias Sarwa, PGPI Papua Pdt. M.P.A. Maury, S.Th. FKPPA Pdt. Herman Saud, FKPPA Eddy Pranata dan FKUB Ponco Winata saat melakukan jumpa pers, di Kantor Keuskupan Jayapura Dok II-Distrik Jayapura Utara, Senin (11/6) kemarin sore.
Sedikitnya ada 10 poin pernyataan sikap mereka. Pertama, mengutuk keras aksi-aksi teror penembakan yang menimbulkan korban jiwa dari orang-orang tidak berdosa, seluruh umat agar mendoakan Papua sebagai Tanah Damai menjadi kenyataan dalam kehidupan bersama demi pembangunan di segala bidang dan kehidupan bersama yang damai dan aman.
Dalam menyikapi aksi-aksi penembakan tersebut para pimpinan umat ini mengeluarkan pernyataan sikap dan seruan keprihatinan. Mereka adalah Ketua PGGP, Pdt. Lipiyus Biniluk, FKUB Papua, George Rumi, Ketua Muhammdiyah Papua, H. R. Partino, Uskup Jayapura, DR. Leo Laba Ladjar, MUI Papua Dudung, AQN, PHDI I Nyoman Sudha, NU Papua Tony Wanggai, Yapelin Petrus, FKUB T. H. Pasaribu, PGGP Mathias Sarwa, PGPI Papua Pdt. M.P.A. Maury, S.Th. FKPPA Pdt. Herman Saud, FKPPA Eddy Pranata dan FKUB Ponco Winata saat melakukan jumpa pers, di Kantor Keuskupan Jayapura Dok II-Distrik Jayapura Utara, Senin (11/6) kemarin sore.
Sedikitnya ada 10 poin pernyataan sikap mereka. Pertama, mengutuk keras aksi-aksi teror penembakan yang menimbulkan korban jiwa dari orang-orang tidak berdosa, seluruh umat agar mendoakan Papua sebagai Tanah Damai menjadi kenyataan dalam kehidupan bersama demi pembangunan di segala bidang dan kehidupan bersama yang damai dan aman.
Mahfud
MD: Putusan MK Pertimbangkan Kearifan Lokal
Mahfud
MD
JAYAPURA
-
KPU secara resmi telah menggugat DPR Papua ke Mahkamah Konstitusi
(MK), terkait proses tahapan penjaringan dan verifikasi calon
gubernur dan wakil gubernu Provinsi Papua, yang saat ini tengah
dilaksanakan Pansus DPRP.
Write
comment (0 Comments)KPU menggugat karena merasa kewenangan mereka di ambil alih, tapi MK dalam memberikan putusan tetap mempertimbangkan kearifan lokal. “Memang benar KPU telah mendaftarkan gugatannya ke MK, kalau tidak salah empat hari lalu dan sudah diregister, tinggal menunggu jadwal persidangan. Namun yang pasti MK dalam memutuskan sebuah perkara selalu menghargai ke arifan lokal,”tandas Mahfud MD Ketua MK kepada wartawan Senin 11 Juni di Jayapura. Apalagi, sambungnya, untuk Papua diberlakukan undang-undang otonomi khusus, tentu harus berbeda dengan daerah lain di Indonesia. “Papua itu kan ada otsus, jelas berbeda dengan daerah lain, ini juga menjadi pertimbangan MK dalam memutuskan perkara menyangkut Pilkada,” jelasnya. Salah satu bukti MK selalu mempertimbangkan dan menghargai kearifan lokal, dalam sengketa Pilkada dari Papua tidak pernah mempersoalkan masalah penggunaan noken dalam pemungutan suara. “Di sebagian daerah di Papua ini kan masih ada pemilih pake noken, mereka hanya tunjuk calon tanpa menusuknya, lalu memasukan ke noken. Model ini kan selalu kami hargai sebagai kearifan lokal,”tukasnya.
JAYAPURA—Polda
Papua belum bisa mengumumkan peran 3 pelaku
yang diduga melakukan penembakan terhadap
warga Pieter Dietmar Helmut (55) di
Pantai Base-Q masing masing berinisial CW
(32), MS (36) dan TS (35) yang ditangkap di
Area Bandara Sentani, Jayapura, Jumat (8/6) sekitar
pukul 19.30 WIT.
Demikian disampaikan Kabid Humas Polda Papua AKBP Johannes Nugroho Wicaksono ketika dikonfirmasi Bintang Papua diruang kerjanya, Senin (11/6). Dia mengungkapkan, pihaknya kwatir kelompoknya yang hendak mengacaukan ketertiban dan keamanan ini pihaknya akan kehilangan jejak lantaran para pelaku melarikan diri. Tapi pihaknya yakin para pelaku masih berada di Papua. Menurut nya, ketiga pelaku ini bukan pelaku utama atau bukan eksekutor, tapi hanya membantu pihaknya mengembangkan untuk mengungkap pelaku penembakan ini. Ditanya proyektil yang ditemukan pasca penembakan warga Jerman bisa menunukan identitas pelaku, menurutnya, apabila pelakunya tertangkap pihaknya sebisa mungkin mencocokan antara proyektil dan senjata yang digunakan para pelaku untuk membunuh. Namun demikian, ujar dia, untuk mempercepat proses identifikasi para pelaku pihaknya telah menyampaikan perminataan kepada pihak Mabes Polri. Tapi belum datang. |
Selanjutnya...
eaksi Berbagai
Pihak Soal Aksi Teror Penembakan di Papua
Ramai-ramai
Mengecam dan Mengutuk
Para Aktifis
Mahasiswa dan para penghuni Asrama Nayak. INZET : Thomas CH Syufi dan
Yusak Pakage
JAYAPURA
–
Berbagai tanggapan dan kecaman atas aksi-aksi kekerasan dan
penembakan yang makin sering terjadi di Papua, khususnya di Kota
Jayapura yang menimbulkan korban jiwa maupun harta terus dilancarkan
dari berbagai pihak. Intinya mereka ramai-ramai mengecam dan mengutuk
keras aksi-aksi penembakan tersebut.
Senin (11/6) di wilayah Abepura, sedikitnya tiga pihak yang mengeluarkan statemen berupa kecaman dan bahkan mengutuknya yang diungkapkan kepada wartawan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar