The East Timor and Indonesia Action Network (ETAN),mengecam
penunjukan Ryamizard Ryacudu sebagai Menteri Pertahanan oleh
Joko”Jokowi” Widodo.
“Penunjukan orang garis keras seperti Ryamizard Ryacudu menunjukkan
bahwa Presiden Widodo tidak serius mempromosikan hak asasi manusia atau
peduli dengan Papua,” kata John M. Miller, Koordinator ETAN, Senin
(27/10).
Ryamizard, kata Miller,adalah peninggalan masa lalu dengan riwayat
pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh tentara. Menurutnya,
penunjukkan ini mengancam para pembela Hak Asasi Manusia (HAM), dan
menegaskan campur tangan militer dalam urusan sipil.
“Walaupun pemberantasan korupsi menjadi prioritas bagi
pemerintahannya. Dia jelas tidak memperhitungkan baik-baik latar
belakang dan catatan Ryamizard dalam masalah hak asasi manusia di
Indonesia.” tambah Miller.
Sebelum pemilihan presiden, kelompok hak asasi manusia Indonesia
mendesak pemerintah yang terbentuk setelah pemilihan presiden untuk
memutuskan hubungan dengan masa lalu.
Salah satu aktivis HAM Indonesia mengatakan posisi Ryamizard membuat
pemerintah Jokowi, berpeluang mewarisi impunitas atas pelanggaran HAM
masa lalu.
“Ini akan memperlihatkan kurangnya akuntabilitas penyelesaian
pelanggaran HAM masa lalu. Juga pelanggaran hak asasi manusia yang
sedang berlangsung hingga saat ini. Ini ancaman terhadap kemajuan
penegakkan HAM, terutama di Papua.” kata Robert Jitmau, aktivis muda
Papua.
Ryamizard Ryacudu dikenal sebagai Jenderal TNI yang kerap mengkritik
para aktivis HAM. Dia sempat meragukan kemampuan sipil dalam memerintah
negara ini. Di penghujung 2003, Ryamizard pernah menyebut, siapa pun
yang menentang kebijakan militer harus dianggap anti pemerintah dan
target yang layak disingkirkan.
Ryamizard juga pernah menyakiti hati orang Papua karena menyatakan
anggota Kopassus yang membunuh pimpinan besar Papua, Theys Hiyo Eluay
sebagai pahlawan.
“Orang bilang para anggota Kopassus bersalah, mereka melanggar hukum.
Hukum apa? Menang negara ini adalah negara hukum. Tapi bagi saya, mereka
adalah pahlawan karena orang yang dibunuh adalah pemimpin pemberontak.”
Kata Ryamizard saat itu
Kamis, 30 Oktober 2014
Ryamizard, Ancaman Kemajuan Penegakkan HAM di Papua
Labels:
PAPUA
dalam hidup saya keingin hal apapun ada dalam jiwa semangat itu ada sehingga rasa diri bawa saya sudah orang yang luarbisa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar