Karya
sastra, baik puisi maupun prosa, yang pernah ditulis oleh anak Papua
belumlah ditangani sebagaimana mestinya. Sebab kenyataan menunjukkan
bahwa hingga saat ini, kita belum temukan satu pun naskah-naskah puisi
yang ditulis oleh anak-anak Papua telah diteliti, didokumentasikan, dan
diterbitkan. Penyebabnya antara lain adalah kurangnya perhatian
masyarakat kita di Papua terhadap karya sastra tulis, khususnya puisi.
Puisi masih dianggap seolah-olah sebagai sesuatu yang tidak penting bagi
mereka.
Penelitian ini merupakan upaya
pendokumentasian terhadap puisi-puisi yang pernah ditulis oleh anak
Papua. Anak Papua yang dimaksud adalah para siswa Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah (SD, SMP, dan SMU) yang ada di Papua. Selain itu,
penelitian ini juga akan menganalisis struktural (sistem formal) dan
nilai budaya yang terkandung dalam naskah puisi anak Papua. Masalah yang
dikemukakan oleh peneliti adalah bagaimana struktur (sistem formal) dan
nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam naskah puisi anak
Papua tersebut.
Data penelitian ini bersumber dari
naskah puisi Sayembara Penulisan Puisi Siswa SD dan Remaja di Kota dan
Kabupaten Jayapura. Adapun jumlah naskah puisi yang dianalisis sebanyak
141 naskah. Dalam penelitian ini, puisi-puisi ditulis oleh anak-anak
Papua akan diperlakukan sebagai karya sastra yang memiliki otonomi
penuh.Yang disoroti dalam penelitian ini adalah sistem formalnya, yang
unsur-unsurnya antara lain kosakata, citraan, bahasa kiasan (metafora,
personofikasi, dsb), sarana retorika (hiperbola, repetisi, pararelisme,
dsb), dan aspek ketatabahasaan (pemendekan kata, reduplikasi, dsb). Di
samping dilihat unsur-unsur sistem formal tersebut, juga diperhatikan
keterkaitan unsur-unsur sistem formal tersebut, jga diperhatikan
keterkaitan unsur-unsur sistem formal itu dengan sistem formal itu dalam
membangun keutuhan sajak.
Landasan teori yang digunakan untuk
menganalisis ujaran-ujaran moral dalam puisi anak Papua ini adalah teori
struktural. Selain itu, pengkajian ajaran-ajaran moral puisi anak Papua
menggunakan pendekatan pragmatik seperti yang dikembangkan oleh Abrams
(dalam Teeuw, 1988: 49-53). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan struktural.
Dari hasil penelitian ini, tampak
bahwa sistem formal yang digunakan dalam puisi-puisi tersebut sangat
beragam cara pengungkapannya. Adapun unsur-unsur sistem formal yang
paling menonjol dikemukakan dan digunakan dalam puisi anak-anak Papua
adalah kosakata (kosakata sehari-hari, kosakata bahasa daerah, dan
kosakata ilmiah), citraan (citraan lihatan dan citraan dengaran), bahasa
kiasan (personifikasi, metafora, perbandingan, dan alegori), sarana
retorika (repetisi, rhetoric reticence, pertanyaan retorik, pararelisme, tautologi, dan hiperbola), dan aspek kebahasaan (pemendekan kata, reduplikasi, dan imperatif).
Secara umum, nilai budaya yang
terdapat dalam Puisi Anak Papua adalah patriotisme dan bela negara,
nilai kemanusiaan, etos kerja, sikap hormat kepada guru dan orang tua,
persaudaraan, dan persahabatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar