Add caption |
Hasilnya cukup menggembirakan. Banyak pihak di Tanah Papua telah menerima proposal dialog. Hal ini terbukti pada semakin banyak pihak yang kini menyuarakan pentingnya dialog demi terwujudnya Papua yang damai-sejahtera.
Sekalipun demikian, masih ada sejumlah pihak yang
hingga kini belum memahami secara benar tentang makna dan peranan Dialog
Jakarta-Papua dalam rangka penyelesaian masalah Papua. Bahkan masih ada
orang-orang yang mempunyai pengertian yang sama sekali keliru tentang
Dialog Jakarta-Papua. Oleh sebab itu, artikel ini ditulis untuk
menegaskan kembali makna yang sebenarnya dari Dialog Jakarta-Papua.
Dialog Sebagai Media Perdamaian
Sebuah dialog digunakan sebagai media atau sarana
untuk membahas dan menyelesaikan suatu masalah secara bermartabat dan
tanpa kekerasan. Dalam dialog, semua peserta yang hadir saling menerima
keberadaannya, saling menghormati martabat kemanusiannya, saling membuka
diri terhadap sesama, saling menyampaikan pendapatnya tanpa mengancam,
dan saling mendengarkan dan memahami satu sama lain. Hanya dialog yang bisa
memungkinkan semua pihak yang bertikai atau berperang untuk bertemu
guna mencari dan menemukan solusi atas berbagai persoalan.
Demikian pula Dialog Jakarta-Papua yang kini
diperjuangkan oleh banyak pihak, baik di Tanah Papua maupun di berbagai
Provinsi di Indonesia, dipahami sebagai sarana atau media untuk
menyelesaikan masalah Papua.
Dialog Jakarta-Papua diperlukan sebagai sarana atau
wadah bagi para pihak yang bertikai selama ini yakni pemerintah dan
OPM, untuk bertemu, duduk bersama, dan membahas dengan kepala dingin dan
hati tenang, semua persoalan dan menetapkan solusi-solusi yang dapat
diterima oleh semua pihak.
Tentu dengan mengedepankan dialog sebagai media
atau sarana, maka semua pemangku kepentingan dapat melibatkan diri dalam
upaya mencari solusi yang komprehensif atas masalah Papua. Pemangku kepentingan yang dimaksudkan disini mencakup orang asli Papua, semua penduduk Papua, Pemerintah Pusat, TNI, Polri, perusahan asing dan domestik yang mengeksploitasi SDA di Tanah Papua, pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten, dan perwakilan orang Papua yang hidup di luar negeri.
Paradigma Yang Menyesatkan
Mesti diakui bahwa
masih ada juga pandangan yang menyesatkan, bahkan sangat berbahaya,
dimana Dialog Jakarta-Papua dipandang sebagai ancaman terhadap
integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tujuan Dialog Jakarta-Papua dipahami secara salah yakni
untuk memisahkan Papua dari NKRI. Dengan demikian, Dialog Jakarta-Papua
secara keliru dipandang sebagai ancaman terhadap Republik Indonesia.
Atas dasar pemahaman yang keliru ini,
maka semua orang Papua yang mendukung dan memperjuangkan Dialog
Jakarta-Papua, secara tidak langsung ditempatkan dan dicurigai sebagai
pihak-pihak yang sedang memperjuangkan pemisahan Papua dari Indonesia
atau separatis. Maka mereka diposisikan sebagai musuh Negara Indonesia.
Sementara mereka yang tidak mendukung Dialog Jakarta-Papua sebagai Warga
Negara Indonesia (WNI) yang setia mempertahankan Integritas wilayah Indonesia.
Akibat dari pandangan yang menyesatkan itu, semua orang
Non-Papua seperti Orang Jawa, Sulawesi, Kalinmantan, Nusa Tenggara,
Sumatera, yang mendukung proposal Dialog Jakarta-Papua juga dapat
dicurigai sebagai pendukung gerakan separatisme Papua. Mereka tidak
dilihat lagi sebagai waraga Negara Indonesia, melainkan dicurigai
sebagai separatis yang mengancam integritas wilayah NKRI. Oleh sebab itu
pandangan yang keliru ini dapat membahayakan bagi semua pendukung
Dialog Jakarta-Papua.
Dialog Bukan Ancaman Terhadap NKRI
Dialog Jakarta-Papua tidak mengancam pihak manapun.
Juga tidak memecahbelah keutuhan wilayah NKRI. Dialog justru dapat
memperkokoh Integritas Republik Indonesia. Melalui dialog, semua WNI
dapat diajak untuk menggumuli masalah kebangsaan.
Hanya dalam dialog berbagai permasalahan yang
melatarbelakangi tuntutan Papua Merdeka atau referendum dapat
diidentifikasi secara obyektif, dengan tenang dan bebas. Hanya melalui
Dialog Jakarta-Papua, para pihak dapat melakukan komunikasi yang
konstruktif dan bersama-sama menetapkan solusi-solusi jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang.
Oleh sebab itu, sangat tidak masuk akal apabila
Dialog jakarta-Papua digunakan sebagai ancaman dalam memperjuangkan RUU
Pemerintahan Papua. Pemeritah
Pusat seakan-akan bisa ditekan, dengan mengancam ” kalau tidak terima
RUU Pemerintahan Papua, maka rakyat akan menuntut Dialog Jakarta-Papua
untuk Papua merdeka ”. Ancaman seperti ini hanya memperlihatkan pemahaman yang keliru tentang Dialog Jakarta-Papua.
Pemerintah Pusat tentunya tidak takut terhadap
ancaman ini karena para pejabat tinggi di Jakarta mengetahui secara
benar bahwa Dialog Jakarta-Papua adalah sarana atau media untuk
mengidentitifikasi semua permasalahan dan menetapkan secara bersama
solusi-solusi yang dapat diterima oleh semua pihak untuk mengatasi
berbagai permasalahan di Tanah Papua. Mereka tahu bahwa Dialog
Jakarta-Papua tidak ada kaitannya dengan referendum atau Kemerdekaan
Papua Barat.
Sebab itu semua pihak dimohon untuk mendorong
Dialog Jakarta-Papua sebagai sarana terbaik demi menciptakan perdamaian
dan mempercepat pembangunan di Tanah Papua. Kita perlu menghindari
penyalahgunaan Dialog Jakarta-Papua sebagai ancaman, karena seyogyanya
dialog tidak mengancam siapa pun.
Itulah sebabnya, demi Papua Tanah damai, dialog
Jakarta-Papua harus mau dijadikan sebagai misi bersama, yang harus
segara dihayati oleh Jakarta-Papua dalam menciptakan perdamaian dan
mempercepat pembangunan di Tanah Papua. Kita perlu menghindari
penyalahgunaan Dialog Jakarta-Papua sebagai ancaman, karena seyogyanya
dialog tidak mengancam siapa pun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar