- Mantan Sekretaris Kementerian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu mengatakan, pemerintahan
presiden terpilih Joko Widodo tidak bisa menggantungkan pembiayaan visi
dan misinya kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab,
anggaran negara saat ini saja sudah defisit.
"Sampai 5 tahun ke
depan, tahun 2019, saya yakin tidak akan mungkin melaksanakan visi dan
misi beliau (Jokowi) kalau pakai APBN. APBN bukan sumber utama
melaksanakan visi dan misi," kata Said dalam diskusi publik dan pameran
IPTEK "Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan" di Tugu Proklamasi,
Sabtu (6/9/2014).
Menurut Said, pada saat menyeleksi calon
menteri, Jokowi-JK ada baiknya mengatakan, kepada calon menteri bahwa
proyek-proyek di kemeteriannya tidak dibiayai APBN. Ini agar para
menteri di kabinetnya pun tidak bergantung pada APBN.
"Katakan pada calon menteri perhubungan tidak ada APBN. Tidak ada APBN untuk bandara, pelabuhan," jelas Said.
Selain
itu, kabinet Jokowi-JK nantinya juga harus menghilangkan jiwa proyek di
dalam dirinya. Menurut Said, proyek kementerian pada dasarnya dapat
diserahkan kepada BUMN untuk dikerjakan.
"BUMN dihalangi
melakukan sesuatu supaya ada proyek. ASDP minta izin untuk kapal tidak
pernah dikasih izin supaya ada proyek pengadaan kapal. Kalau ada kereta
api yang rusak bukan karena PT KAI tidak mampu, tapi tidak boleh kecuali
proyek Kemenhub. Jiwa proyek harus dihilangkan,"
Minggu, 07 September 2014
Jokowi-JK Tak Boleh Bergantung pada APBN
Labels:
POLITIK
dalam hidup saya keingin hal apapun ada dalam jiwa semangat itu ada sehingga rasa diri bawa saya sudah orang yang luarbisa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar