728x90 AdSpace

atribusi

RENUNGAN

RENUNGAN

Rabu, 19 November 2014

Diskusi publik: “pemekaran wilayah papua”


Diskusi publik dengan tema “pemekaran wilayah papua” yang diselenggarakan oleh Yayasan Padma Indonesia hotel saripan pacific di istana ballroom lantai 4 Senin (26/2/13)
Acara tersebut dihadiri Gubernur terpilih Papua, Lukas Enembe dengan 52% hasil pemilihan dari 6 calon dengan optimis akan dilantik nantinya.
Persoalan papua bukan baru pertama kali ini dibicarakan,papua dilihat dari sudut pandang mana? Atau kesejahteraannya? Yang terjadi jauh dari harapan dan keinginan rakyat papua . Persoalan papua ini sangat komplek (masih ada) dan belum selesai “tegas mantan bupati puncak jaya.
Pemekaran akan meleyapkan suku-suku, mereka butuh hidup dan Kabupaten yang dimekarkan tidak memberikan apa-apa. Sangat sedikit sumber daya, Pemekaran ini pertumbuhan ekonomi, investasi. Propinsi peluang tidak ada. Bila ingin kaya jangan jadi gubernur di Papua. Jadi pengusaha saja, kami yang salah di papua. Problem utama dikarenakan belanda memberikan Kemerdekaan. Orang dipegunungan adalah anak kandung bangsa indonesia, karena belanda tidak pernah menjajah pegunungan hanya bendera merah putih yang masuk pertama disana.
Bagaimana mempersoalkan papua, bentuk Tim (bupati,asosiasi,orang tengah) saat ini yang terjadi adalah di daerah pegunungan. Kebijakan dari awal sudah salah, sejauh saya untuk kesejahteraan papua saya siap mati, karena orang tua saya masih pakai koteka.” Ujar lukas
Paskalis Kossay (Ketua Kaukus Papua/ anggota DPR RI), mengatakan “Buku ini saya lahirkan bagian dari aspirasi masyarakat papua. Sekitar 50 usulan kab/kota di seluruh tanah papua. Dan ada 5 calon propinsi. Di papua bisa dibuatkan menjadi 7 propinsi. Berbagai kebijakan sudah ditempuh ternyata persoalan ini tidak pernah diatasi. Kita belum menemukan akar sesungguhnya. Akar masalah sesungguhnya dari aspek politik dan kesejahteraan. Dengan pendekatan pemekaran yang dapat mensejahterakan rakyatnya. Memang orang papua yang melihatnya berbeda-beda.

Tidak ada komentar: