728x90 AdSpace

atribusi

RENUNGAN

RENUNGAN

Rabu, 19 November 2014

Pentolan Diringkus, OPM Tebar Ancaman Mereka mengancam akan menabuh genderang perang.

Gabungan anggota Polri dan TNI meringkus salah satu pentolan Kelompok Separatis Organisasi Papua Merdeka, Enggaranggo Wenda alias Rambo Wenda (27) di satu hotel di Wamena Jayawijaya Papua, Minggu 26 Oktober 2014.

Menyikapi penangkapan itu, Komando OPM Wilayah Pegunungan Papua menebar ancaman perang, akan mencari setiap warga pendatang yang ada di seluruh Papua jika Polisi tidak segera membebaskan Rambo Wenda.

"Kami minta polisi segera melepaskan rekan kami Rambo Wenda. Bila tidak, kami bersama seluruh rakyat Papua menyatakan perang dan akan menjadikan seluruh warga non-Papua yang ada di Papua sebagai target," kata Panglima OPM Wilayah Pilia Lany Jaya, Puron Wenda melalui telepon selulernya, Selasa 28 Oktober 2014.

Dia mengatakan, batas waktu pembebasan Rambo dan lima rekannya yang ditangkap, dalam dua hari ke depan. "Bila tidak dilaksanakan, maka genderang perang akan ditabuh," katanya.

Puron Wenda juga mengklaim sudah menghubungi Kapolda Papua Irjen Yotje Mende guna meminta pembebasan terhadap rekannya. "Saya juga sudah telepon Kapolda untuk meminta Rambo dan sejumlah rekannya dibebaskan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Puron juga mengatakan, bahwa Rambo adalah rekannya seperjuangan di dalam Organisasi Papua Merdeka. "Dia prajurit kami, dulunya dari Puncak Jaya kemudian ke Lany Jaya, kami dulu sama-sama menyerang Polsek Pirime," katanya.

Puron Wenda juga mengungkapkan, bahwa nama asli Rambo Wenda adalah Enggangranggo Wenerengga. Namun dia dijuluki Rambo karena prajurit tangguh. "Di setiap wilayah bila ada prajurit kami yang tangguh, yang mampu berperang melawan aparat, disebut Rambo," katanya.

Sementara itu Kapolda Papua Irjen Yotje Mende mengaku dihubungi pimpinan kelompok kriminal bersenjata, namun dirinya tidak bersedia berkomunikasi. "Saya tidak mau komunikasi dengan mereka, karena mereka pelaku kriminal," katanya.

Rambo Wenda ditangkap bersama Derius Wanimbo dan 4 rekannya. Dari tangan mereka disita puluhan amunisi antara lain dua magazen, peluru kaliber 7.62 mm 29 butir, satu pisau, enam cap, dan uang Rp220 ribu.

Dari hasil penelusuran, Rambo Wenda mulai dikenal saat berhasil menyerang Pos Polisi Tingginambut Puncak Jaya, Januari 2009. Ia berhasil menyita beberapa ucuk senjata jenis SS1 milik Polisi. Atas keberhasilannya itu, Rambo kemudian diberikan wilayah kekuasaan di Kali Semen Mulia Ibu kota Puncak Jaya.

Pada 2011, setelah pemekaran Lany Jaya, OPM kemudian mekar dengan lahirnya Komando Daerah Operasi Pilia. Rambo lantas bergabung dengan Puron Wenda. Mereka kemudian menyerang Polsek Pirime lalu menewaskan tiga polisi serta merampas senjata apinya

Tidak ada komentar: