HAK ATAS POHON KEHIDUPAN
(THE RIGHT TO THE TREE OF LIFE)
Dr. W. A. Criswell
Seri Wahyu -Bagian 91
Wahyu 22:14
15-09-63
Kami
mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini
melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First
Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul
sebelas pagi, khotbah yang berjudul: Kebahagiaan Terakhir, atau Hak
Atas Pohon Kehidupan. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dari
Alkitab selama bertahun-tahun, kita telah tiba di Kitab Wahyu. Dan di dalam seri
khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di ayat-ayat penutup dari
pasal dua puluh dua. Ada khotbah ini dan tiga khotbah lainnya. Minggu depan,
saya akan berkhotbah dari Wahyu 22:17: “Roh dan pengantin perempuan itu berkata:
"Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!"
Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau,
hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” – Undangan Allah Yang
Terakhir. Kemudian hari minggu berikutnya, khotbah kita akan berbicara
tentang perkataan-perkataan dari nubuatan ini.
Dan
kemudian tiga minggu selanjutnya merupakan khotbah yang terakhir setelah tujuh
belas tahun delapan bulan—itu juga akan bersamaan dengan peringatan sembilan
belas tahun dari tugas penggembalaan saya di jemaat ini—Minggu pertama bulan
Oktober, hari peringatan kesembilan belas tahun saya menjadi gembala di tempat
ini, saya akan menyampaikan khotbah yang penutup dari seri khotbah melalui kitab
per kitab dalam Alkitab setelah tujuh belas tahun delapan bulan. Dan khotbah itu
akan membahas: Janji Allah Yang Terakhir: “Ia yang memberi kesaksian
tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!” Itu akan menjadi
khotbah yang terakhir setelah berkhotbah selama bertahun-tahun melalui
kitab-kitab dalam Alkitab. “Ya, Aku datang segera.” Kemudian doa, doa jawaban
dari Rasul Yohanes, “Amin, datanglah, Tuhan Yesus!”
Kemudian
khotbah pada pagi hari ini berasal dari Kitab Wahyu pasal dua puluh dua ayat
empat belas, dan jika anda membuaka bagian itu di dalam Alkitab anda maka anda
akan mudah dapat mengikuti khotbah pada pagi hari ini. Wahyu 22:14:
Berbahagialah mereka—(kebahagiaan terakhir di dalam Alkitab)—Berbahagialah
mereka yang melakukan perintah-perintahNya. Mereka akan memperoleh hak atas
pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Itulah
yang tertulis di dalam Alkitab versi King James atau Alkitab Authorized
Version: “Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintahNya. Mereka akan
memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang
ke dalam kota itu.” Itulah yang dibaca dalam Textus Receptus, teks
Alkitab bahasa Yunani yang menjadi dasar terjemahan dari Authorized Version—Alkitab
versi King James.
Tetapi
Yohanes tidak menulis demikian. Ketika Yohanes menulis teks itu, inilah yang
dituliskan oleh Yohanes:
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas
pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Ketika
seorang ahli tulis yang menyalin Alkitab melihat bagian di dalam Kitab Wahyu itu,
“Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya” – plunontes tas stolas.
Anda memiliki sebuah kata dalam bahasa Inggris seperti kata Yunani itu,
stole. kata Yunani untuk jubah adalah stole, stolas. “Berbahagialah
mereka yang plunontes tas stolas, mereka yang membasuh jubahnya. Mereka
akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu
gerbang ke dalam kota itu.” Itulah yang dituliskan oleh Yohanes.
Tetapi
ketika seorang ahli tulis membaca hal itu, yang menyalin teks Yunani—ratusan
tahun sebelum alat cetak ditemukan—ketika seorang ahli tulis membaca teks itu,
dia berkata kepada dirinya sendiri: “Tidak seorang pun yang dapat diselamatkan
hanya dengan mempercayai Yesus. Kamu tidak dapat pergi ke sorga dan masuk
melalui gerbang yang indah itu yang dengan membasuh diri kamu dengan darah Anak
Domba. Seseorang harus memenangkan sorga,” kata ahli tulis itu kepada dirinya
sendiri. “Engkau harus melakukan dan mematuhi hukum-hukum dan perintah-perintah
Allah agar diselamatkan.” Lalu, oleh kehendaknya sendiri dia mengubah
plunontes tas stolas—“membasuh jubahnya”—ke dalam poiountes tas entolas—“melakukan
perintah-perintahNya.”
Textus
Receptus adalah teks Yunani yang diterbitkan oleh Erasmus, salah seorang sarjana
Renaisance yang terkemuka pada tahun 1516. Itu adalah teks Alkitab Yunani yang
diterbitkan. Dan dasar bagi Tekstus Receptus itu adalah tiga minuskula. Tiga
manuskrip kursif yang dimiliki oleh Ersamus sebelumnya. Yang pertama di salain
pada abad sepuluh A.D. Yang kedua disalin pada abad dua belas A.D. Dan yang
ketiga, tekas yang menjadi acuan terbesar Erasmus disalin pada abad lima belas
A.D. Dan Textus Receptus, teks Yunani yang diterbitkan Erasmus pada tahun 1516,
yang merupakan standar teks Bahasa Yunani selama tiga ratus tahun lebih memiliki
teks di dalam bagian ini, “Berbahagialan mereka yang melakukan
perintah-perintahNya.”
Sejak
tahun 1516, dunia pembelajaran dan arkeologi telah menemukan ribuan teks Yunani
lainnya. Uncial-uncial yang terkemuka—perjanjian-perjanjian diletakkan
bersama-sama dari bagian awal, termasuk surat-surat dan injil-injil Perjanjian
Baru dirujuk dan dikumpulkan menjadi satu—uncial-uncial yang besar yang telah
ditemukan dan ribuan manuskrip lainnya. Sebagai contoh, kita miliki manuskrip
dalam bahasa Yunani, dua puluh dua diantaranya tertulis dalam papirus. Seratus
tujuh puluh dalam bentuk uncial—(sebuah uncial adalah sebuah teks Yunani yang
tertulis dalam huruf kapital yang besar).
Kita
memiliki 2320 manuskrip yang tertulis dalam bentuk kursif atau tulisan tangan.
Tulisan-tulisan itu disebut minuscula. Tulisan dalam bentuk uncial—besar dan
segi empat—lambat dan sulit. Dan pada abad ketujuh, ditemukan sebuah cara untuk
menulis dalam bentuk kursif, seperti tulisan tangan yang anda tulis dalam bahasa
Inggris, di tulis oleh tangan yang cepat. Dan setelah bad ketujuh, semua
manuskrip ditulis dalam gaya kursif, tulisan tangan. Ada sekitar 2320 minuskula.
Ada sekitar 1561 lektionari; yaitu bagian Perjanjian Baru yang dipilih yang
menjadi pelajaran atau khotbah seseorang. Kemudian kita memiliki 4083 manuskrip
Yunani dari Alkitab ini—semua merupakan sebuah bagian dari Alkitab.
Di samping
itu, ada lebih dari delapan ribu dalam versi Latin. Dan di samping itu ada lebih
dari seribu dalam versi lain, yang berarti lebih dari tiga belas ribu manuskrip
yang dapat dipelajari oleh seseorang untuk menemukan teks yang asli dan yang
benar yang ditulis oleh rasul-rasul. Itu merupakan sebuah hal yang mengagumkan
dan menakjubkan. Ketika anda mengingat bahwa hanya ada satu manuskrip Annals
dari Tacitus, sejarahwan Roma yang terkemuka. Hanya ada satu manuskrip Yunani
dari Anthology. Dan begitu banyak literatur dunia kuno—dari Plato dan
Sophocles dan Euripedes—begitu banyak literatur dunia kuno, yang hanya di
dasarkan atas satu atau dua manuskrip.
Ada ribuan
manuskrip dari teks Yunani Perjanjian Baru ini berserta dengan versi-versinya,
yaitu: Latin, Syriac, Koptik, dan bahasa-bahasa lainnya. Dengan membandingkan
ribuan manuskrip-manuskrip ini, mudah untuk melihat dan menemukan teks yang asli,
apa yag ditulis oleh rasul-rasul; dan ketika anda membandingan ribuan manuskrip
itu, anda dapat melihat di mana seorang ahli tulis memperbaiki sebuah teks di
sini, di mana dia menulis sebuah penjelasn teks di sini, di mana dia mengubah
sebuah teks. Hal itu terlihat sangat jelas.
Sebagai
contoh, bagian akhir dari Injil Markus telah hilang sejak semula. Tidak seorang
pun yang tahu bagaimana Injil Markus berakhir. Bagian itu terputus dalam pasal
enam belas ayat delapan dan pasal terakhir. Jadi ahli tulis, ketika mereka
menyalin Injil Markus, beberapa orang menulis bagian penutup yang berbeda jenis
dan beberapa orang akan menulis jenis bagian penutup yang juga berbeda.
Dan salah
satunya anda memilikinya di dalam Textus Receptus, yang merupakan dasar
terjemahan dari Authorized Version yang saya pegang di tangan saya, salah
satunya yang anda miliki di sini di tulis oleh ahli tulis tertentu, pada suatu
waktu dan di suatu tempat yang tidak kita ketahui. Tetapi ini bukan merupakan
bagian dari Markus dan bukan sebuah bagian dari Firman Allah. Sebagai contoh,
ahli tulis itu menulis bagian akhir Kitab Markus, dia berkata bahwa murid-murid
Yesus akan memegang ular dan meminum racun maut, serta hal-hal yang mematikan,
mereka tidak akan mendapat celaka. Ini adalah takhyul yang kemudian diwujudkan.
Ketika anda mengamati sekte yang berada di pegunungan Kentucky yang mengambil
ular-ular pada musim tertentu dan melakukan hal-hal itu untuk menghormati Tuhan,
itu adalah sebuah penyimpangan dari pesan Kristus dan penyembahan terhadap Yesus
melampaui semua hal yang dapat anda jelaskan. Dan itu bukanlah sebuah bagian
dari Firman Allah. Beberapa ahli tulis, entah di mana, memutuskan untuk
mengakhiri Kitab itu dan melakukannya dengan pikirannya. Tetapi bagian akhir
dari Injil Markus telah hilang selamanya.
Contoh
lain dari sebuah sisipan yang dilakukan oleh ahli tulis terdapat dalam Injil
Yohanes pasal lima ayat empat. Ketika anda pergi ke Yerusalem, di sama ada Gihon
Spring, mata air panas perawan. Dan mengalir ke Siloam melalui Terowongan
Siloam. Itu adalah sebuah mata air panas musiman. Yang berkumpul di bawah
jalur-jalur bawah tanah, dan ketika jalur-jalur itu penuh, maka ia akan mengalir
keluar. Memancar keluar. Itu adalah fenomena alam yang sempurna. Tetapi ketika
kisah ini disampaikan, seorang ahli tulis telah mendengar tentang sebuah
penjelasan mengapa mata air panas iu memancar, itulah sebabnya dia menulis di
tambahan di dalam teks itu: “Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam
itu dan menggoncangkan air itu.”
Itu adalah
potongan dari bagian takhyul lainnya. Hal itu tidak sesungguhnya terjadi. Tidak
ada hal yang seperti itu dan tidak pernah ada yang seperti itu. “Sebab
sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu;
barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, ia akan
menjadi sembuh.” Lalu, seorang ahli tulis menuliskan itu di samping Alkitab ini.
Dia telah mendengar kisah itu dan menulisnya di samping teks Injil Yohanes ini.
Kemudian
ahli tulis selanjutnya, ketika dia menyalin manuskrip itu, dia berpikir bahwa
ahli tulis lainnya telah meninggalkannya, lupa untuk meletakkan ke dalamnya dan
kemudian menulis di bagain sampingnya. Akhirnya, ahli tulis selanjutnya
meletakkannya di dalam teks itu. Kemudian itu menjadi sebuah bagian dari Textus
Receptus dan diterjemahkan di dalam Perjanjian Baru itu.
Contoh
ketiga dari hal itu adalah formula Trinitas yang anda temukan di dalam surat
Yohanes pertama pasal lima ayat tujuh. Yohanes menulis: “Sebab ada tiga yang
memberi kesaksian di bumi: Roh, air dan darah dan ketiganya adalah satu.” Lalu
seorag ahli tulis, ketika dia membaca hal itu di dalam teks, dia berkata, “Itu
adalah tempat yang mulia untuk mengumumkan dan menekankan doktrin Trinitas.”
Lalu, dia menulis di sana, “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga:
Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.” Hal itu tampak baik dan
sempurna, tetapi itu bukan bagian dari teks asli yang ditulis oleh rasul-rasul.
Perbaikan
ini dan penambahan ini dan perubahan ini dapat dengan mudah dilihat ketika anda
membandingkannya dengan ribuan manuskrip lainnya. Lalu, secara esensial, secara
doktrinal, untuk semua tujuan penyembahan, untuk pembacaan kita dan peneguhan
iman, Alkitab versi King James, Authorized Version, Textus Receptus, jauh lebih
baik dari versi Alkitab lainnya. Tetapi, kadangkala sesekali anda akan melihat
di mana seorang ahli tulis telah membuat sebuah perubahan, membuat sisipan,
membuat perbaikan, dari apa yang dia pikir benar. Dan ketika anda melihat
hal-hal ini, mereka tampak jelas dan bukan merupakan bagian dari Firman Allah.
Lalu
itulah yang terjadi di dalam Kitab Wahyu pasal dua puluh dua ayat empat belas
ini. Di dalam menyalin Wahyu ini, seorang ahli tulis tiba di bagian itu.
Berbahagialah mereka yang plunontes tas stolas, Mereka akan memperoleh
hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam
kota itu.
Lalu, ahli tulis melihat bagian
itu dan dia berkata: “Engkau tidak dapat masuk ke dalam sorga hanya dengan jubah
yang dibasuh oleh darah Anak Domba; engkau tidak dapat diselamatkan hanya dengan
mempercayai Yesus. Engkau harus memelihara hukum dan engkau harus mematuhi
perintah-perintah.”
Lalu dia
mengubah hal itu dari “Berbahagialah mereka yang plunontes tas stolas,
yang membasuh jubah mereka,” dia mengubah teks itu menjadi, “Berbahagialah
mereka yang poiountes tas entolas, yang memelihara perintah-perintah …
atas pohon kehidupan dan masuk melalui gerbang ke dalam kota itu.” Mengapa ahli
tulis melakukan hal itu? Mengapa dia mengubah pesan injil itu dari iman dan
kepercayaan kepada ketaatan dan perbuatan-perbuatan? Hal itu terjadi karena
alasan yang sangat jelas dan sederhana bahwa kecendrungan abadi di dalam umat
manusia adalah berusaha untuk mencapai, untuk menghasilkan, untuk mencoba dengan
usahanya sendiri dan prestasinya sendiri untuk menemukan jalan mereka ke sorga.
Itu adalah kelemahan natur manusia dan terdapat di dalam agama-agama lain. Itu
adalah paham dari agama-gama besar di dunia. Secara praktis banyak orang Kristen
memiliki pandangan seperti itu. Secara praktis, setiap doktrin dari setiap
gereja di dalam iman Kristen percaya bahwa kita diselamatkan oleh perbuatan,
bahwa seseorang harus mengerjakan jalannya untuk masuk ke dalam kerajaan sorga,
dan dia layak atas hal itu setelah dia selesai melakukan hal-hal tertentu yang
dia pikir berkenan kepada Allah.
Tentu saja,
agama-agama besar seperti agama Hindu, agama Budha, dan semua agama lainnya
merupakan agama perbuatan. Hindu akan tetap mengangkat tangannya ke atas langit
hingga menjadi kaku, berusaha untuk memperoleh pengampunan dari Allah; atau dia
akan membaringkan tubuhnya di atas bara yang panas atau berjalan merayap melalui
sebuah papan atau dia akan merangkak di atas lututnya dari satu kota yang
berjarak ribuan mil dan ribuan hal-hal lainnya yang berusaha mereka lakukan.
Dan di
adalam agama Kristen, mereka membangun banyak hal dalam usaha mereka untuk layak
memperoleh pengampunan dari Allah: “Seseorang diselamatkan, kata seseorang,
dengan percaya kepada Yesus dan dibaptiskan.”
Yang lainnya berkata: ‘Seseorang diselamatkan dengan percaya kepada Yesus dan
melakukan semua pekerjaan yang baik.”
“Seseorang
diselamatkan dengan percaya di dalam Yesus dan mengambil Perjamuan Tuhan, yang
olehnya mereka memanggil orang banyak.”
“Seseorang
diselamatkan dengan mempercayai Tuhan Yesus dan menjadi anggota gereja dan patuh
terhadap segala perintah gereja.”
Dia dalam
ribuan cara di dalam setiap agama mengenal doktrin yang merefleksikan kebanggan
manusia. “Saya harus melakukan hal-hal ini oleh diri saya sendiri. Saya pantas
menerimanya oleh usahaku sendiri. Saya harus melakukan hal-hal ini sendiri. Dan
ketika saya diselamatkan, itu karena hal-hal yang telah saya lakukan. Lihatlah
saya. Inilah saya, berjalan di atas jalanan emas, melalui gerbang mutiara,
bergabung dengan orang-orang kudus Allah karena saya telah melakukannya! Saya
telah bertapa dan telah melakukannya…dan saya telah mematuhi perintah-perintah
dan memelihara hukum dan melakukan hal-hal ini; karena itu saya ada di sini, di
hadapan Allah.”
Itu adalah
agama kedagingan, agama kebanggaan manusia. Dan itu adalah agama dari ahli tulis
ini, yang ketika dia menemukan bagian itu, dia mengubah teks itu dari membasuh
jubah menjadi melakukan perintah-perintah.
Sekarang,
dalam waktu yag masih tersisa, mari kita mencai perkataan dan wahyu Allah,
bagaimana dosa-dosa kita diampuni dan bagaimana Allah menyelamatkan jiwa kita
yag terhilang dan bagaimana seorang pendosa pada suatu hari dapat berdiri di
hadapan Allah dan tetap hidup—yang pertama dalam Perjanjian Lama dan yang kedua
dalam Perjanjian Baru. Maukah anda bergabung dengan saya? Di dalam Mazmur 51:
Ini adalah Mazmur Daud setelah dia melakukan dosa besar dalam membunuh Uria, dan
Allah mengutuk anak yang dilahirkan melalui perzinahannya di rumah Uria.
Lihatlah
Mazmur itu: Apa yang dilakukan oleh Daud untuk kembali kepada Allah?
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah
aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! …
Sebab
Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban
bakaran, Engkau tidak menyukainya.
Aku akan
membeli domba dari seluruh bangsa dan mempersembahkannya kepadaMu, jika hal itu
dapat menghapuskan kesalahanku. Bagaimana kita datang kepada Allah? Dengarkanlah!
Dengarkanlah!
Korban sembelihan kepada Allah
ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya
Allah.
Pengampunan atas dosa terletak di dalam kemurahan dan kebaikan dan pengampunan
dan kasih dan belas kasihan serta kesabaran Allah. Seluruh korban di dunia ini,
dan semua perintah yang dapat dilakukan manusia—yang pernah ditulis—tidak pernah
cukup untuk menghapus noda di dalam jiwa seorang manusia .
Selanjutnya mari kita lihat ke dalam Yesaya 55. Dengarkanlah undangan dari Tuhan
kita:
Ayo, hai
semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak
mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga
anggur dan susu tanpa bayaran.
Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepadaKu, dengarkanlah maka kamu akan
hidup.
Datanglah, datanglah sebagaimana adanya kamu, tanpa uang, miskin, telanjang,
tidak layak, serta berdosa; datanglah, datanglah, terimalah tanpa uang dan harga.
“Sendengkanlah telingamu…dengarkanlah, dan jiwamu akan hidup.”
Sekarang
mari kita lihat di dalam Perjanjian Baru, dalam Kitab Roma pasal 4—(bagaimana
Abraham dibenarkan?)—Roma pasal 4:
Sebab jikalau Abraham
dibenarkan karena perbuatannya, dengan pekerjaannya, dengan hal-hal yang telah
dia lakukan dan perintah-perintah yang dia taati, maka ia beroleh dasar untuk
bermegah—kepada kemuliaan.
Itulah yang telah saya lakukan.
Saya telah mengusahakan keselamatan dan saya layak memperoleh sorga. Tetapi dia
tidak dapat melakukannya di hadapan Allah, karena Allah mengenal hatinya, sama
seperti Dia mengenal anda. Dan saya dapat mengambil gadis yang terbaik dan
termanis di dalam jemaat ini dan meletakkan sebuah layar di sini yang dapat
melihat semua rahasia hatinya dan hidupnya, dan wajahnya akan menjadi merah dan
malu sekali serta berusaha untuk keluar.
Abraham
dapat memegahkan dirinya jika dia dibenarkan oleh pekerjaannya: “Lihat apa yang
telah aku lakukan untuk layak ke sorga.” Tetapi dia tidak dapat melakukannya di
hadapan Allah karena Allah mengenal dia, sama seperti Allah mengenal kita. Lalu,
bagaimanakah Abraham dibenarkan? Lihat ke dalam ayat selanjutnya. Sebab apakah
yang disampaikan Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Kalau ada orang yang
bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang
membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.”
Mari kita
lihat lagi, di dalam Efesus pasal 2 ayat delapan dan sembilan. Efesus 8:8 dan 9:
Sebab oleh karena kasih karunia
kamu diselamatkan karena iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri.
Agar dia tidak berkata: “Lihat
apa yang telah aku lakukan. Aku tekah melakukannya.” Itu adalah karunia Allah di
dalam anugerah dan kemurahan sorga.
Mari kita
lihat lagi di dalam Titus pasal 3, ayat lima—Titus3:5:
Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang
telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali
dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
“Bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan,” karena perbuatan baik kita di hadapan Allah sama
seperti kain kotor. “Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi
karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali.”
Sekarang
mari kita kembali ke dalam Kitab Wahyu. Kita lihat di dalam pasal 7 ayat 13 dan
14—Wahyu pasal 7:
Dan
seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai
jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
Maka
kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka
ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah
mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
“Mereka ada di hadapan Allah, telah diselamatkan dan ditebus, yang telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”
Dan teks
saya, seperti yang ditulis oleh Yohanes:
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas
pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
“Berbahagialah mereka yang
telah mencuci dan membuatnya bersih, yang melihat dan hidup, yang percaya dan
diselamatkan.”
Tetapi
ketika ahli tulis itu melihatnya, dia berkata: Tidak demikian. Sebab seseorang
tidak dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Yesus. Dia harus bekerja. Dia
harus patuh. Dia harus memelihara perintah-perintah.”
Itu
merupakan perselisihan di dalam sidang Yerusalem yang pertama—bagian yang anda
baca dalam Kisah Rasul padal 15. Di Antiokhia, Paulus dan Barnabas memberitakan
injil kepada para penyembah berhala, orang-orang yang hidup di dunia
pemberhalaan: “Percaya kepada Yesus, bertobat dan diselamatkan. Lihat dan hidup.
Dibasuh dan menjadi bersih.” Itulah yang dikhotbahkan oleh Paulus dan Barnabas
di Antiokhia.
Dan
orang-orang Farisi, orang-orang legalistik, datang ke sana dan mendengarkan
khotbah Paulus dan Barnabas dan mereka berkata, “Kamu tidak dapat diselamatkan
hanya dengan mempercayai Yesus. Kamu harus terlebih dahulu memelihara hukum Musa.
Dan kemudian menambahkan iman ini kepada Yesus.”
Dan hal
itu menciptakan perselisihan dan mereka mengadakan sidang Yerusalem dan tercatat
di sana dan anda baca pada hari ini. Hal itu juga merupakan awal dari Reformasi,
atas hal yang sama. Ada seorang rahib yang bernama Martin Luther, dan dia datang,
seperti yang orang-orang lakukan pada menit ini, sebagaimana mereka telah
melakukannya selama berabad-abad hal yang telah ditempatkan di sana, dan ribuan
orang melakukan hal itu. Saya telah melihatnya. Suatu ketika saya menghabiskan
waktu selama setengah hari untuk melihat hal itu. Itu merupakan sebuah hal yang
fenomenal bagi saya, yang pernah saya lihat di dalam hidup saya
Di depan
gereja St. John Lateran, ada sebuah tempat ibadah yang kecil, yang dibangun
dengan sangat indah, bangunan yang mereka sebut Scala Santa, Tangga Suci.
Mereka berharap jaraknya sekitar satu juta mil. Mereka pikir itu adalah tangga
di mana Yesus berjalan ke dalam ruang pengadilan Pontius Pilatus. Dan di sana
mereka duga ada tetesan darah Yesus. Dan supaya tempat itu tidak lusuh karena
telah didaki selama berabad-abad, mereka telah menutupinya dengan kayu dan
kaca-kaca kecil di sekelilingnya. Dan kaca-kaca itu memiliki lubang dan berharap
mereka juga memiliki tetesan darah seperti Yesus. Dan mereka mencium lekuk-lekuk
kecil dan kaca-kaca yang berada di sana, yang mereka anggap sebagai tetesan
darah Yesus. Dan mendaki tangga itu dengan lutut sambil memanjatkan doa-doa
tertentu.
Dan jika
anda melakukan hal itu, anda mendapat sebuah upah atas hal itu. Anda memperoleh
bagian, anda memperoleh penangguhan hukuman dan anda mendapat upah; dan
demikianlah yang dilakukan oleh orang-orang, untuk menghasilkan hal-hal itu,
mereka mendaki anak tangga itu. Selama berjam-jam, mendaki anak tangga itu,
berusaha untuk mengerjakan cara mereka dengan penebusan dosa dan melakukan hal
baik dan memanjatkan doa dan mencium titik itu, berusaha mengerjakan jalan
mereka ke dalam kerajaan Allah.
Martin
Luther melakukan hal itu. Dia mendaki Scala Santa dengan lututnya dan
mencium semua titik itu. Dan ketika dia berada di tengah jalan, seperti bunyi
sebuah bel, seperti tembakan sebuah meriam, seperti sebuah pernyataan perang,
datanglah ke dalam jiwanya, teks yang agung dari Kitab Habakuk yang merupakan
dasar dari Kitab Roma, yang merupakan dasar dari Kitab Galatia, yang dikutip
dalam Ibrani. Datanglah ke dalam jiwanya, gema dari teks itu: “Orang benar-yang
diampuni oleh Allah-akan hidup oleh iman.”
Martin
Luther berdiri. Dia berdiri. Dia berputar kembali. Dia berjalan menuruni tangga
itu. Dia pergi ke Wittenberg, Jerman, dan dia, di depan pintu gereja itu memaku
sembilan puluh lima tesis dan Reformasi terjadi.
Bukan
karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali—(plunontes tas stolas)—dengan membasuh jubah
kita, dengan mengampuni dosa-dosa kita di dalam darah Anak Domba.
Bolehkah
saya menunjukkan hal terbaik yang dapat saya sampaikan dari injil dalam
Perjanjian Lama? Naaman adalah seseorang yang hebat dan terkemuka. Dia adalah
panglima dari Raja Asyur. Dia tidak pernah kalah perang seumur hidupnya. Oleh
Dia, Tuhan Allah memberikan kelepasan dari tiap sisi dari musuh-musuhnya. Dia
adalah pahlawan yang hebat dan seorang jenderal yang besar. Tetapi dia memiliki
penyakit kusta. Tinggal sendiri. Kemana saja dia berjalan, tangannya di atas
mulutnya dan berseru: “Najis! Najis! Najis!” Dia adalah penderita kusta.
Dan sebuah
perkataan datang kepadanya bahwa seorang nabi di Samaria mampu untuk
menyembuhkan orang yang memiliki sakit kusta. Dan raja Asyur memanggil panglima
tentaranya itu dan memberikan kepadanya emas dan perak dan kuda-kuda dan kereta
perang dan pakaian dan mengirim dia menemui nabi di Samaria untuk membeli
kesembuhannya dengan kekayaan dan kehormatan pribadinya. Lalu, Alkitab berkata,
Naaman pergi ke rumah Elisa dengan pakaiannya dan emasnya dan peraknya dan
kuda-kudanya serta kereta-kereta perangnya, dan dia berdiri di sana dengan
kebesaran dan keagungan seorang militer yang hebat—Napoleon pada zaman itu.
Elisa tidak pernah merasa terganggu bahkan tidak keluar dan melihat dia. Elisa
menyuruh Gehazi, pelayannya untuk berkata kepada Naaman yang hebat dan terkenal
itu: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih
kembali, sehingga engkau menjadi tahir.”
Dan Naaman
sangat gusar. “Inilah aku, pemimpin militer yang terhebat di zamanku. Inilah aku,
pembebas rakyatku. Inilah aku dengan kuda-kudaku dan kereta perangku dan emasku
serta perakku. Inilah aku—beberapa hal yang dramatis dan keajaiban, serta
hal-hal yang menakjubkan harus dilakukan dengan setaraf, sehubungan dengan
karakterku dan kebesaranku dan kemuliaanku dan kehormatanku.”
Dan
Alkitab berkata, Kemudian berpalinglah ia dan pergi
dengan panas hati mengendarai kereta
kudanya ke Damsyik dengan tetap menderita lepra, tetapi salah satu pegawainya
yang berada di atas kereta kuda memegang lengannya dan berkata: Bapak,
seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu (seperti menaklukkan
Etopia atau menaklukkan kota Venesia, atau membawakan dia seribu talenta emas)
bukankah bapak akan melakukannya? Jika dia berkata, merangkaklah dengan
lututmu sejauh seribu mil ke tempat suci yang tertentu. Jika dia berkata,
taklukkan seluruh kerajaan Midian. Jika dia berkata, bawakan kepadaku seribu
talenta emas. Jika dia mengikat engkau dengan hal-hal yang hebat dan hal-hal
yang besar, bukankah engkau akan melakukannya? Betapa jauh lebih mudah bagimu,
ketika dia berkata kepadamu, mandilah dan menjadi tahir? Dibasuh dan menjadi
suci. Lihat dan hidup. Percaya dan diselamatkan.
Dan Naaman memutar keretanya dan kembali.
Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan: satu
kali. Dua kali, empat kali, lima kali enam kali dan setelah dia membenamkan
dirinya tujuh kali ke dalam air dan Alkitab berkata, kulitnya kembali menjadi
seperti kulit anak kecil, dan dia menjadi sembuh dan dia telah tahir! Dan dia
menjadi tahir!
Bukan
karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan …
Mereka ini
adalah orang-orang yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba.
Dan
itu merupakan teks yang utama dan tema serta nyanyian kumpulan orang yang berada
di dalam kemuliaan yang menjadi permulaan khotbah kita di dalam Kitab Wahyu:
Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan
kita dari dosa kita oleh darah-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin.
Bukan oleh pekerjaan baik yang telah kita lakukan, tetapi seluruh ucapan syukur
dan kemuliaan bagi Yesus, yang di dalam darah dari penyalibanNya, dan di dalam
pengorbanan hidupNya, dan di dalam penebusan darahNya, telah menghapus dosa-dosa
kita. Inilah Injil dan inilah pesan dari Kitab ini.
Berbahagilah mereka yang plunontes tas stolas –(sama seperti yang ditulis
oleh Yohanes)– berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya, yang memandang dalam
iman, yang membuka hati mereka kepada anugerah Yesus yang mulia dan diampuni dan
diselamatkan serta diberkati. Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya.
Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui
pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Oh, Kita
harus mengucap syukur dan berterima kasih. Seandainya hal itu bergantung kepada
saya, saya mungkin telah kehilangannya. Saya mungkin gagal terhadap hal itu.
Tetapi Yesus tidak pernah gagal. Percayalah kepada Yesus. Tuhan, Dia akan
melihat kita dan memelihara kita selamanya. Tangan bekas paku itu akan membuka
pintu anugerah bagi kita, yang pada suatu hari akan masuk ke dalam gerbang
kemuliaan. Terpujilah namaNya!
Ketika
kita menyanyikan lagu undangan kita, jika ada seseorang dari anda, yang ingin
percaya kepada Yesus dalam waktu yang kudus ini: Pendeta, saya datang segera.
Dan di sini saya berdiri. Saya menyerahkan tangan saya kepada anda. Saya
menyerahkan hati saya kepada Yesus, memandang dalam pertobatan, di dalam iman
dan kepercayaan kepada Tuhan kita yang mulia. Saya datang segera. Dan di sini
saya berdiri.”
Sebuah
keluarga, yang ingin meletakkan hidup anda di dalam persekutuan jemaat ini. Anda
boleh datang. Datanglah ketika kita menyanyikan himne darah Yesus yang
menyelamatkan, ketika kita menyanyikan himne ini, bagi anada yang berada di
sekitar balkon, atau yang berada di lantai bawah, telusurilah salah satu lorong
bangku itu dan majulah ke depan: “Pendeta, saya datang segera, dan inilah saya.”
Ketika Roh Yesus menyampaikan firman dan membuka jalan, lakukanlah pada pagi
hari ini. Buatlah keputusan itu sekarang, saat kita berdiri dan saat kita
menyanyikan lagu kita.
Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M