728x90 AdSpace

atribusi

RENUNGAN

RENUNGAN

Selasa, 29 Juli 2014

SEJARAH TERBENTUKNYA PULAU SAMOSIR DAN DANAU TOBA ( SAMOSIR ISLAND PART 1)

iapa yang tidak mengenal Pulau Samosir yang berada di Provinsi Sumatera Utara ini, tentunya anda telah mendengar banyak informasi mengenai Pulau Samosir yang sangat indah dan kaya akan budaya batak ini. Pulau Samosir sudah sangat famous / terkenal bukan hanya di Indonesia saja, melainkan sudah mendunia dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, khususnya Sumatera Utara.
peta-sumut-SAMOSIR (TOGGINGHILL(Sumber : togginghill.wordpress.com)
Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis. Pulau Samosir sendiri terletak dalam wilayah Kabupaten Samosir yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba -Samosir.
SEJARAH TERBENTUKNYA DANAU TOBA DAN PULAU SAMOSIR
Danau Toba(Sumber : Wikipedia.com)
Pulau Samosir merupakan sebuah pulau besar di Danau Toba dimana di Pulau Samosir sendiri terdiri dari enam kecamatan dari sembilan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Samosir.  Danau Toba sendiri memiliki panjang 100 km dengan lebar 30 km dan kedalaman bisa mencapai 505 m yang berada di ketinggian 900 meter. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan danau vulkanologi terbesar di dunia. Pulau Samosir sendiri memiliki luas 640 km2 dan merupakan pulau tengah danau kelima terbesar di dunia.
Danau Toba dan Pulau Samosir terbentuk dari letusan gunung berapi maha dahsyat sekitar 69000 sampai 77000 tahun yang lalu dengan skala 8.0 Volcanic Explosivity Index (VEI) . Skala 8.0 VEI dideskripsikan sebagai letusan supervulkanologi sangat dahsyat yang memuntahkan >1000 km3 material letusan dengan ketinggian letusan mencapai 50km dan mempengaruhi suhu dan kondisi di lapisan toposphere dan stratosphere bumi.
Skala Vulkanologi(Sumber : wikipedia.com)
Letusan dari Toba telah menurunkan temperatur bumi sekitar 3 sampai 5 derajat celcius dan mencapai 15 derajat celcius pada latitude yang lebih tinggi, populasi manusia di bumi yang meninggal sampai 60%.
TANO PONGGOL, TERPISAHNYA SAMOSIR DARI DARATAN SUMATERA
Dahulu Pulau Samosir berada dalam satu daratan dengan Pulau Sumatera, berbentuk sebuah tanjung di Danau Toba. Bagian paling sempit dari Samosir adalah di Pangururan, lebarnya hanya sekitar 300 meter. Warga dulu menyeret perahu agar bisa pindah ke sisi Danau Toba yang satunya, daripada harus memutari Samosir.
Jembatan Tano Ponggol (Travel.detik.com)(Sumber : tavel.detik.com)
Pada era penjajahan Belanda dibangunlah kanal sungai untuk mempertemukan kedua sisi Danau Toba. Perahu bisa lewat dari satu sisi Danau Toba, ke sisi lainnya tanpa memutari Samosir. Dengan kanal itu, terputuslah sudah Samosir dengan dataran Sumatera dan bisa dikatakan telah resmi menjadi sebuah pulau. Area pemotongan Samosir tersebutlah yang disebut dengan Tano Ponggol. Pada awalnya, area Tono Ponggol dibangun sebuah jembatan dengan menggunakan kayu untuk waktu yang cukup lama. Namun kini Jembatan Tano Ponggol sudah dibeton pada tahun 1982. Menurut buku-buku Budaya Batak, Tano Ponggol di “potong” Belanda dengan dua alasan yaitu pertama bertujuan untuk memperlancar transportasi air dan kedua bertujuan untuk memecah belah Bangsa Batak dahulu secara psikologis.

Sedikit mengingatkan kita tentang kisah " Legenda Danau makamo "

Pada waktu dulu, sebelum Danau Toba tercipta, daerah Toba masih terdiri dari sebuah gunung yang dikelilingi boleh sebuah lembah dengan aliran sungai yang sangat kecil.

Saat itu disana ada sorang pemuda yang bernama Toba dan kerjanya adalah memancing. Suatu hari Toba memancing ikan di aliran sungai tersebut, sudah seharian Toba memancing namun dia tidak ada mendapatkan seekor ikan. Dengan rasa putus asah karena matahari sudah mau terbenam Toba mencampakkan kailnya ke air yang paling dalam, tiba-tiba dia tersentak karena kailnya mendapatkan seekor ikan emas yang sangat besar. Dengan rasa bangga diapun mengangkat ikan tersebut dan beranjak hendak pulang.

\"Batak\"
Tetapi Toba tersentak kaget mendengar suara merdu dari ikan emas tersebut "Jangan bawa aku ke rumahmu untuk di sembelih, tetapi taruhlah aku di dalam sebuah gubuk kecil di ladang, dan datanglah kesana setelah tiga hari". Toba kaget melihat ikan itu bisa berbicara, dan diapun menuruti perkataan ikan emas tersebut.

Setelah tiba waktunya tiga hari diapun pergi ke gubuk tersebut, Toba tersentak kaget karena dia bukan menemukan seekor ikan emas di dalam gubuk tersebut, tetapi dia menemukan seorang gadis yang sangat cantik dengan rambut panjang bagaikan mayang terurai. Dengan perasaan kaget dan kagum akan kecantikan gadis tersebut Toba bertanya kepada gadis itu "Siapa gerangan kamu dan mengapa ada di pondokku ? ", gadis itu menjawab dengan lembut "aku bernama Nauli, Putri penguasa di dalam air, aku dititip oleh Dewata untuk manusia".

Sebagai seorang pemuda Toba merayu gadis tersebut untuk mau menjadi isterinya. Gadis itu berkata "Aku mau menjadi isterimu tetapi dengan satu perjanjian. Kemelut apapun yang terjadi nanti di rumah tangga kita , kamu tidak boleh mengatakan bahwa aku adalah jelmaan dari seekor ikan, dan apabila kamu mengingkari janji tersebut, aku akan kembali wujud menjadi seekor ikan dan hidup kembali di dalam air". Toba setuju dengan perjanjian tersebut dan merekapun mendirikan sebuah rumah tangga dan tinggal di pondok tersebut.

Untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka bertani. Mereka hidup rukun dan damai. Setelah beberapa lama mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Samosir.

Di suatu hari ketika anak mereka Samosir menghantarkan makanan ke ladang untuk bapaknya, Samosir terjatuh, dan makanan tersebut menjadi kotor dan bercampur debu. Samosir mengumpulkan makanan tesebut dan terus membawanya kepada ayahnya. Setelah sampai diladang, Samosir memanggil ayahnya untuk makan, tetapi dia takut untuk menceritakan apa yang dialaminya saat membawa makanan tersebut.

Ketika Ayahnya membuka makanan tersebut, dia kaget dan betul-betul marah melihat makanannya kotor dan bercampur debu. Diapun marah dan berkata kepada Samosir "dasar anak seekor ikan, bawa makanan saja tidak becus ", Samosir menangis mendengar amarah ayahnya dan langsung pulang ke rumah dan menceritakan hal ini kepada ibunya. Nauli merasa sedih mendengar laporan anaknya Samosir, diapun ikut menangis. Nauli merasa bahwa suaminya Toba telah mengingkari janjinya, Dengan rasa sedih Nauli memeluk anaknya Samosir dan mengakui secara terus terang bahwa dia memang jelmaan dari seekor ikan.

Nauli menyuruh anaknya Samosir untuk pergi ke daratan yang paling tinggi, dan mengatakan kepada Samosir bahwa akibat dari janji yang telah di ingkari oleh ayahnya maka Nauli akan kembali wujud menjadi seekor ikan. Setelah Samosir berada tepat didaratan yang paling tinggi, Nauli berdoa kepada sang pencipta untuk mengembalikan wujudnya seperti semula, maka hujanpun turun sangat deras dan berlangsung sangat lama. Airpun meluap dan menenggelamkan tempat tinggal mereka , dan menjadi danau yang sangat besar. Nauli pun berubah wujud kembali menjadi seekor ikan. Danau tersebut adalah Danau Toba, dan dataran tinggi tempat Samosir berada adalah Pulau Samosir.

\"Batak\"
Catatan :

Janji ( Padan : dalam bahasa Batak) adalah satu kata yang sangat penting dihayati dalam legenda ini, jangan mudah mengatakan janji kalau mudah untuk di ingkari, karena malapetaka adalah upah bagi orang yang mengingkari janjinya

Letusan Gunung Toba dan Legenda Danau Toba.

Danau Toba di Sumatera Utara diperkirakan terbentuk sekitar 74.000 tahun yang lalu dari hasil letusan supervolcano (gunung api super). Ketika terjadi ledakan ini, sekitar wilayah tersebut luluh lantah disapu oleh muntahan meteorit dan debu vulkaniknya yang menyebar ke separuh belahan dunia dari China sampai ke Afrika Selatan. Kedahsyatan letusan Gunung Toba dikabarkan menyebabkan matahari tertutup selama 6 tahun. Letusan Gunung Toba ini bahkan hampir memusnahkan umat manusia di sekitarannya saat itu.
Berdasarkan catatan jurnal “Nature Geoscience” 25 Mei 2010 disebutkan bahwa letusan Gunung Toba merupakan salah satu letusan gunung api terbesar di dunia. Danau Toba berasal yang dari letusan Gunung Toba yang memiliki kantong magma besar sehingga jika meletus maka kalderanya besar sekali. Gunung Toba yang berada di dasar Danau Toba diperkirakan masih dapat meletus hingga saat ini. Gunung Toba memiliki anak gunung yaitu Gunung Sibayak.
Dalam sejarahnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali yaitu pertama sekitar 800 ribu tahun lalu yang menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea. Kemudian letusan kedua yang lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu dan membentuk kaldera di utara Danau Toba yaitu di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dahsyat pada 74.000 tahun yang lalu menghasilkan kaldera besar dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Letusan gunung tersebut berlangsung selama satu minggu dan letusan debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut. Bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung tersebut sebanyak 2.800 km³ yang terdiri dari materi batuan dan abu vulkanik dan terbawa angin ke arah barat selama dua minggu. Letusan gunung ini memakan korban sampai 60% dari jumlah populasi manusia di bumi pada saat itu. Selain itu juga memusnahkan beberapa spesies hewan dan mengubah pola kehidupan manusia saat itu. Bahkan letusan gunung ini dianggap beberapa ahli memicu terjadinya zaman es dan mempengaruhi cuaca bumi.
Danau Toba adalah danau berkawah yang sangat besar, pusat pulaunya di tengah danau tersebut sangat seluas. Dengan luas 1.145 kilometer persegi, Danau Toba sebenarnya lebih menyerupai lautan daripada danau. Adapun keberadaan Pulau Samosir, berasal dari hasil tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar sehingga menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Danau Toba adalah danau terluas di Asia Tenggara dan terdalam di dunia sekitar 450 meter. Danau bertipe vulkanik ini merupakan danau terbesar kedua di dunia sesudah Danau Victoria di Afrika. Saat ini letusan Gunung Toba telah menyebabkan timbulnya Danau Toba yang memiliki pemandangan sangat indah. 
Seiring penjelasan ilmiah mengenai Danau Toba, ada beberapa cerita rakyat setempat tentang asal-usul Danau Toba. Salah satunya adalah legenda yang menyertai keberadaannya tentang seorang pemuda miskin bernama Toba yang hidupnya bertani dan menangkap ikan. Suatu hari ia menangkap seekor ikan mas ajaib yang dapat berbicara sebagaimana layaknya manusia. Bingung dengan bentuknya yang tidak biasa, kemudian dia membawanya pulang dan ternyata ikan tersebut berubah bentuk menjadi seorang gadis cantik. Ikan ini dikutuk karena melanggar aturan yang dibuat oleh para dewa sehingga mengubahnya menjadi seekor ikan. Si gadis yang berubah bentuk dari ikan itu meminta Toba agar tidak akan membocorkan rahasiannya itu. Toba bersedia memegang janji menyimpan rahasia itu asalkan si gadis mau menikah dengannya. Setelah disetujui maka Toba menikahinya dan gadis itu diberi nama Mina. Keduanya hidup rukun bahagia meski miskin dan memiliki seorang putra yang diberi nama Samosir.
Suatu hari, Toba diperintahkan ibunya mengantarkan nasi ke ladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa maka dengan kesal ia mengantarkannya. Di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauk itu dimakan Samosir akibatnya setibanya di ladang pun terlambat. Toba marah pada anaknya tersebut dan karena terlambat dan menerima makanan yang tinggal sedikit. Toba memukul anaknya sambil mengatakan, “Anak kurang ajar, betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”. Seketika itu juga sang anak sambil menangis pergi menemui ibunya dan menanyakan apakah benar dirinya adalah anak keturunan ikan. Mendengar hal tersebut, sang ibu pun terkejut karena suaminya telah melanggar janjinya. Mina kemudian melompat ke dalam sungai dan berubah kembali menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itu pun meluapkan banjir besar dan turun hujan sangat lebat sehingga tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir air, Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam. Desa sekitarnya terendam air yang meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga dan akhirnya membentuk danau raksasa yang dikenal dengan nama Danau Toba, sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
By Salteb

Senin, 28 Juli 2014

kompasiana papua

Istri Kok Gaptek

13 menit lalu

Sepasang suami istri terlihat memasuki sebuah pusat perbelanjaan. Ketika sang istri lagi asyik-asyiknya memilih pakaian yang diobral, sang suami berkata padanya. Suami : Ma, nanti kalo mau pulang ing...
Ervipi
Jumlah Hits 3

Jokowi, Pesan-Pesan dari Sunda Kelapa.

18 menit lalu

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli menetapkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam pemilihan umum presiden (pilpres) 9 Juli lalu. Jokowi-JK juga sudah...
Ata Waibalun
Jumlah Hits 3

Masih Perlukah Menteri Koordinator Polhukam?

21 menit lalu

Setelah gonjang-ganjing pemilihan presiden berlalu, sekarang ini timbul preseden baru yang memunculkan nama-nama bakal calon menteri yang diusulkan oleh berbagai pihak. Kebanyakan usulan tersebut adal...
Dunia Maya
Jumlah Hits 1

Kuasa Hukum Prahara: MK Harus Memenangkan …

22 menit lalu

Tim kuasa hukum Prabowo Subianto-Hatta Rajasa telah mendaftarkan gugatan sengketa hasil Pilpres 2014 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pokok dari gugatan itu, Tim kuasa hukum meminta MK menetapkan Prabo...
Opa Jappy
Jumlah Hits 33

Rambah Hutan Rusak Kepala Air Jayapura

34 menit lalu

Kebun tradisional tambah galian c disekitar daerah gunung sebagai tutupan air disini, mengakibatkan erosi dan abrasi. Saluran air yang dipakai untuk kebutuhan penduduk Jayaura dan sekitarnya ini, menj...
Arkilaus Baho
Jumlah Hits 4

Persamaan Mindset Si Gagak hitam dan Garuda

38 menit lalu

           Loh,.. sama ya mindsetnya?? tapi kok beda jauh ya negaranya!??Aku tak tau harus mulai dari mana?! hmm,.. dari hatimu aja yaa,. hahaha :D yaiyalah,.. kalo dar...
Faiq Muhammad
Jumlah Hits 7

Jangan Terlalu Berharap Banyak Pada Jokowi

44 menit lalu

Pilpres 2014 memang benar-benar dahsyat. Silaturahmi lebaran saya yang biasanya diisi hanya berkirim kabar kesehatan dan obrolan ngalor ngidul, kali ini dibumbui dengan pembicaraan super gayeng tentan...
Bambang Srijanto
Jumlah Hits 48

Enam Poin Bagai “Badai” Melanda …

45 menit lalu

Sambil makan tupas dengan opor atau dengan sayur paku di campur ikan asin,makin asik bila di selingi dengan membaca dan mencoba menelusuri begitu banyak nya kekeliruan, yang di hadirkan oleh Prabowo-H...
Manly Villa
Jumlah Hits 38

Akhirnya Prabowo Hadir pada Open House Jokowi

1 jam lalu

Jokowi menggelar open house di hari raya Lebaran, walau sebenarnya dia sudah sering open house pada hari kerja. Tapi momentum hari raya tetaplah sesuatu yang istimewa, berbeda dengan hari biasa. Sud...
Pebriano Bagindo
Jumlah Hits 115

Esensi Belajar Pada Air

2 jam lalu

Esensi Belajar Pada Air Oleh: Hotman J. Lumban Gaol, S.Th Hidup adalah proses belajar. Manusia yang adatif adalah manusia pembelajar. Tak ada keberhasilan diraih tanpa pengorbanan. Sepanjang hidup in...
Hotman J Lumban Gaol Gaol
Jumlah Hits 15

Batasi jam Bermain Kembang Api

2 jam lalu

Hari raya yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia sudah tiba, Hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah. Seluruh umat Islam menyambut datangnya hari raya Idul Fitri dengan suka cita. Berbagai ...
Argon Faisal Marconi
Jumlah Hits 4

Aku Hanya Ingin Dia

2 jam lalu

Lelah dengan hari yang memelahkan, kumasuki kamarku dan kututup pintu dan kukunci. Untuk membuang jauh-jauh kepenatan, kurebahkan diri di kasur. Untuk menenangkan diriku, kuputar lagu dari stereo ku. ...
Muhammad Ramadhan
Jumlah Hits 12

Kemenangan Terindah Pilpres Bagi Prabowo …

2 jam lalu

Prabowo mengunggah photo kemesraan bersama Didit dan Titiek Soeharto di hari lebaran ini. (sumber kompas.com) Dalam setiap kegagalan atau kekalahan, selalu ada cerita indah dibaliknya. Itu sebabnya,...
Thomson Cyrus
Jumlah Hits 119

Komitmen Pemberantasan Korupsi Jokowi

2 jam lalu

Rasa-rasanya kita perlu menyadarkan sesama termasuk saya sendiri bahwa Jokowi bukanlah Nabi. Juga bukan a super man atau a spider man. Paranoid jika kita berpikir bahwa Mas Joko akan dapat mensejahter...
Almizan Ulfa
Jumlah Hits 68

Idul Fitri Tidak Pamer Materi, Namun …

2 jam lalu

Bosen beneran. Nampaknya artikel yang berisikan ajang mudik sebagai ajang ‘pamer materi’ masih saja bertebaran. Reuni, jadi ajang pamer materi. Lama lama jadi salah kaprah pemahaman tenta...
Baskoro Endrawan
Jumlah Hits 14

Jurus Mabuk ala Prabowo Cs

2 jam lalu

Pilpres 2104 sejatinya adalah event demokrasi bagi bangsa Indonesia dalam memilih pemimpin negara dan bangsa, namun bagi salah satu kontestan pilpres, yaitu Prabowo cs, ternyata pilpres dianggap dan d...

Mengapa Adam dan Hawa Tidak Boleh Makan Buah Pohon Kehidupan?

Dedewijaya

Penulis buku PESONA ALKITAB

Mengapa Adam dan Hawa Tidak Boleh Makan Buah Pohon Kehidupan?

OPINI | 23 August 2010 | 04:00 Dibaca: 2534   Komentar: 4   0
Dalam Alkitab kitab Kejadian Pasal 2, kita ketahui bahwa pada waktu Adam dan Hawa tinggal dan hidup di Taman Eden, makanan mereka adalah buah-buahan (alias mereka Vegetarian) dari berbagai jenis pohon yang ada di Taman Allah atau Taman Eden.
2:9 Lalu YAHWEH Elohim menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
2:16. Lalu YAHWEH Elohim memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

Awalnya Elohim memberikan perintah bahwa mereka bebas makan buah dari segala macam pohon di Taman Eden kecuali buah dari Pohon Pengetahuan yang Baik dan Jahat yang terletak ditengah-tengah Taman (Kej 3:3). Mereka bebas makan berbagai buah apa saja dari berbagai pohon termasuk buah dari Pohon Kehidupan yang terletak ditengah-tengah taman (Kej 2:9).
Jadi di tengah-tengah Taman Eden ada dua pohon yaitu Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan yang Baik dan Jahat. Namun kisah Alkitab selanjutnya mengatakan bahwa setelah manusia jatuh dalam dosa karena melanggar Larangan Tuhan yang pertama, mereka (Adam dan Hawa) dilarang makan buah dari Pohon Kehidupan. Mengapa demikian? Mengapa terjadi perubahan? Kok mereka dilarang makan dari buah Pohon Kehidupan padahal sebelum jatuh dalam dosa Allah membebaskan mereka makan buah Pohon Kehidupan?
Jawabannya kita temukan dalam Kej 3:22 yang berkata:
Berfirmanlah YAHWEH Elohim: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.”
Jadi Adam dan Hawa dilarang makan buah Pohon Kehidupan setelah mereka jatuh dalam dosa karena jika mereka makan buah ini mereka akan hidup selama-lamanya (kekal) dalam keadaan berdosa. Inilah alasannya mengapa Adam dan Hawa tidak boleh makan buah Pohon Kehidupan setelah mereka jatuh dalam dosa.
Maka jalan terbaik yang YAHWEH lakukan adalah:
Lalu YAHWEH Elohim mengusir manusia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan (Kej 3:23-24).
Berfirmanlah YAHWEH Elohim: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.”

Pohon di Tengah Taman Eden

Hampir semua orang Kristen dari anak sekolah minggu sampai orang tua, jika ditanya: Apa pohon yang ada di tengah taman Eden - akan menjawab: pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Itu adalah pohon larangan, dan jika dimakan buahnya nanti akan mati. Buah pohon itu yang dimakan oleh Adam dan Hawa pada saat jatuh dalam dosa sehingga diusir dari taman Eden. Itulah yang diajarkan oleh para guru sekolah minggu maupun khotbah di gereja.
Akan tetapi sebenarnya di tengah taman Eden bukan hanya terdapat pohon larangan itu saja! Ternyata Tuhan menempatkan satu pohon lagi yang terluput dari perhatian orang Kristen di sepanjang masa, yaitu : POHON KEHIDUPAN!
Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan POHON KEHIDUPAN di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (: POHON KEMATIAN). (Kejadian 2:9)
Jadi di tengah taman Eden, Tuhan menempatkan DUA POHON yang memiliki dua karakter yang bertolak belakang yaitu :
1. Pohon Kehidupan
2. Pohon Kematian (Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat)
Pohon Kehidupan
Pohon kehidupan ini sebenarnya jauh lebih penting dan berguna daripada Pohon Kematian, karena jika Adam/Hawa memakan buahnya maka mereka akan hidup selama-lamanya.
Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." (Kejadian 3:22)
Begitu pentingnya pohon kehidupan ini, sehingga ketika Adam dan Hawa diusir keluar dari taman Eden maka Tuhan merasa perlu untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan dengan beberapa malaikat dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar agar manusia yang telah jatuh dalam dosa tidak bisa mendatangi dan memakan buahnya.
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. (Kejadian 3:24)
Jadi yang dijaga oleh malaikat bukan jalan ke taman Eden seperti yang biasa diceritakan oleh guru-guru sekolah minggu, tetapi jalan di sebelah timur taman Eden yang menuju ke pohon kehidupan.
Pohon larangan
Ketika Tuhan memberi perintah mengenai pohon yang ada di tengah taman Eden, ternyata larangan memakan hanya berlaku bagi satu pohon saja, yaitu : pohon kematian (pohon pengetahuan yang baik dan jahat), sedangkan buah pohon kehidupan tidak dikenai larangan itu.
Jadi sebetulnya Adam dan Hawa diperbolehkan untuk makan buah pohon kehidupan supaya bisa hidup kekal. Akan tetapi apa yang terjadi?
Selama Adam melaksanakan kehidupan awalnya, dengan memberi nama satu persatu bagi binatang-binatang yang datang padanya sampai sesudah mendapat pasangan hidup (Hawa), manusia tidak mempunyai keinginan untuk mengulurkan tangannya terhadap buah pohon kehidupan. Justru sebaliknya mereka memilih untuk makan buah pohon kematian mengikuti bujukan iblis. Sungguh ironis!
Dua pohon di tengah taman Eden
Mengapa Tuhan menempatkan dua pohon di tengah taman Eden, yaitu pohon kehidupan dan pohon kematian? Tujuannya adalah supaya manusia dengan kehendak bebasnya memilih: kehidupan atau kematian. Tentu saja, Tuhan ingin agar manusia memilih kehidupan daripada kematian. Tuhan menciptakan manusia supaya manusia mengasihi Allah dengan seluruh kehendak bebas dan segenap hatinya, bukan dengan sedih hati atau paksaan.
Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya - Manusia dengan kehendak bebasnya lebih memilih pohon kematian. Manusia memilih kematian daripada kehidupan.
Kehidupan dan kematian
Ternyata di dunia ini Tuhan masih saja memberikan dua pilihan seperti pada saat manusia tinggal di taman Eden yaitu : kehidupan dan kematian. Tuhan ingin, manusia memilih kehidupan yang diberikan Tuhan dengan kehendak bebasnya, dengan sepenuh hatinya bukan dengan paksaan.
Akan tetapi sejarah manusia membuktikan, bahwa manusia lebih memilih kematian daripada kehidupan.
Kain memilih membunuh Habel, walaupun sudah diperingatkan Tuhan untuk melawan dosa
Manusia seluruh dunia lebih memilih kematian, sekalipun selama puluhan tahun Nuh menyampaikan kabar keselamatan supaya masuk ke dalam bahtera yang sedang dibuatnya.
Bangsa Israel di padang gurun memilih kematian, dengan mempercayai 10 orang pengintai daripada Kaleb dan Yosua – sehingga semua laki-laki dewasa habis mati selama 40 tahun di padang gurun.
Musa dengan tegas dan jelas menawarkan kepada seluruh bangsa Israel sebelum masuk ke tanah perjanjian : pilihlah kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Tetapi bangsa Israel di tanah Kanaan lebih memilih kematian daripada memilih kehidupan yang disampaikan oleh Musa dan Yosua, sehingga Tuhan memberikan berbagai hukuman melalui bangsa-bangsa di sekitarnya dan menolong melalui para hakim.
Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu (Ulangan 30:19)
Raja-raja Israel memilih kutuk dan kematian, sekalipun Tuhan menawarkan kehidupan dan berkat yang berkelimpahan. Raja-raja israel memilih kematian dengan sujud menyembah berhalam dan akhirnya kerajaan Israel harus dibuang ke Asyur dan kerajaan Yehuda ke Babel.
Di Perjanjian Baru, Tuhan menawarkan supaya manusia memilih jalan, kebenaran dan hidup dengan beriman kepada Tuhan Yesus. Tetapi manusia memilih kematian dengan menyalibkanNya.
Sampai sekarang di gereja, Tuhan tetap menawarkan kehidupan dengan setia menjadi pelaku Firman Tuhan serta bertahan menang untuk memperoleh mahkota kehidupan. Tetapi lebih banyak orang Kristen yang memilih kematian dengan hidup bertekun dalam dosa dan kecemaran hidup serta dengan bangga berkata : sekali selamat tetap selamat.
Alkitab menubuatkan - di akhir jaman sekalipun, pada saat dunia dihukum dengan berbagai-bagai malapetaka dan penyakit, Tuhan menawarkan supaya manusia memilih kehidupan dengan bertobat - ternyata manusia tetap lebih memilih kematian dengan tidak mau bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.
Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan (Wahyu 9:20)
Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia. (Wahyu 16:9)
dan mereka menghujat Allah yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka. (Wahyu 16:11)
Di mana pohon kehidupan
Sekarang, pohon kehidupan bisa ditemui di surga di samping kanan dan kiri sungai yang ada di tengah jalan Kota Kudus. Pohon-pohon kehidupan itu berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. (Wahyu 22:2)
Setiap orang yang memilih kehidupan dengan percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan setia menjadi pelaku Firman memiliki hak atas pohon kehidupan dan masuk melalui pintu gerbang surga.
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. (Wahyu 22:14)
---
Saat ini, Tuhan tetap menawarkan dua pilihan kepada kita sama seperti pilihan yang diberikan kepada Adam dan Hawa, yaitu : kehidupan atau kematian, berkat atau kutuk. Apakah kita dengan kehendak bebas dan sepenuh hati lebih memilih kehidupan daripada kematian, lebih memilih berkat daripada kutuk?
Dengan pertolongan Roh Kudus dan kasih Kristus, sebaiknya kita beserta keluarga memilih kehidupan supaya kita hidup, baik kita maupun keturunan kita dengan mengasihi Tuhan, mendengarkan suaraNya dan berpaut padaNya.
Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN

HAK ATAS POHON KEHIDUPAN




HAK ATAS POHON KEHIDUPAN
(THE RIGHT TO THE TREE OF LIFE)
Dr. W. A. Criswell
Seri Wahyu -Bagian 91
Wahyu 22:14
15-09-63

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul: Kebahagiaan Terakhir, atau Hak Atas Pohon Kehidupan. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dari Alkitab selama bertahun-tahun, kita telah tiba di Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di ayat-ayat penutup dari pasal dua puluh dua. Ada khotbah ini dan tiga khotbah lainnya. Minggu depan, saya akan berkhotbah dari Wahyu  22:17: “Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” – Undangan Allah Yang Terakhir. Kemudian hari minggu berikutnya, khotbah kita akan berbicara tentang perkataan-perkataan dari nubuatan ini.
Dan kemudian tiga minggu selanjutnya merupakan khotbah yang terakhir setelah tujuh belas tahun delapan bulan—itu juga akan bersamaan dengan peringatan sembilan belas tahun dari tugas penggembalaan saya di jemaat ini—Minggu pertama bulan Oktober, hari peringatan kesembilan belas tahun saya menjadi gembala di tempat ini, saya akan menyampaikan khotbah yang penutup dari seri khotbah melalui kitab per kitab dalam Alkitab setelah tujuh belas tahun delapan bulan. Dan khotbah itu akan membahas: Janji Allah Yang Terakhir: “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!”  Itu akan menjadi khotbah yang terakhir setelah berkhotbah selama bertahun-tahun melalui kitab-kitab dalam Alkitab.  “Ya, Aku datang segera.”  Kemudian doa, doa jawaban dari Rasul Yohanes, “Amin, datanglah, Tuhan Yesus!” 
Kemudian khotbah pada pagi hari ini berasal dari Kitab Wahyu pasal dua puluh dua ayat empat belas, dan jika anda membuaka bagian itu di dalam Alkitab anda maka anda akan mudah dapat mengikuti khotbah pada pagi hari ini. Wahyu 22:14:
Berbahagialah mereka—(kebahagiaan terakhir di dalam Alkitab)—Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintahNya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.  

Itulah yang tertulis di dalam Alkitab versi King James atau Alkitab Authorized Version:  “Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintahNya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.”  Itulah yang dibaca dalam Textus Receptus, teks Alkitab bahasa Yunani yang menjadi dasar terjemahan dari Authorized Version—Alkitab versi King James. 
Tetapi Yohanes tidak menulis demikian. Ketika Yohanes menulis teks itu, inilah yang dituliskan oleh Yohanes:
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

Ketika seorang ahli tulis yang menyalin Alkitab melihat bagian di dalam Kitab Wahyu itu, “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya” – plunontes tas stolas.  Anda memiliki sebuah kata dalam bahasa Inggris seperti kata Yunani itu, stole.  kata Yunani untuk jubah adalah stole, stolas.  “Berbahagialah mereka yang plunontes tas stolas, mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.”  Itulah yang dituliskan oleh Yohanes.
Tetapi ketika seorang ahli tulis membaca hal itu, yang menyalin teks Yunani—ratusan tahun sebelum alat cetak ditemukan—ketika seorang ahli tulis membaca teks itu, dia berkata kepada dirinya sendiri: “Tidak seorang pun yang dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Yesus. Kamu tidak dapat pergi ke sorga dan masuk melalui gerbang yang indah itu yang dengan membasuh diri kamu dengan darah Anak Domba. Seseorang harus memenangkan sorga,” kata ahli tulis itu kepada dirinya sendiri. “Engkau harus melakukan dan mematuhi hukum-hukum dan perintah-perintah Allah agar diselamatkan.” Lalu, oleh kehendaknya sendiri dia mengubah plunontes tas stolas—“membasuh jubahnya”—ke dalam poiountes tas entolas—“melakukan perintah-perintahNya.” 
Textus Receptus adalah teks Yunani yang diterbitkan oleh Erasmus, salah seorang sarjana Renaisance yang terkemuka pada tahun 1516. Itu adalah teks Alkitab Yunani yang diterbitkan. Dan dasar bagi Tekstus Receptus itu adalah tiga minuskula. Tiga manuskrip kursif yang dimiliki oleh Ersamus sebelumnya. Yang pertama di salain pada abad sepuluh A.D. Yang kedua disalin pada abad dua belas A.D. Dan yang ketiga, tekas yang menjadi acuan terbesar Erasmus disalin pada abad lima belas A.D. Dan Textus Receptus, teks Yunani yang diterbitkan Erasmus pada tahun 1516, yang merupakan standar teks Bahasa Yunani selama tiga ratus tahun lebih memiliki teks di dalam bagian ini, “Berbahagialan mereka yang melakukan perintah-perintahNya.”  
Sejak tahun 1516, dunia pembelajaran dan arkeologi telah menemukan ribuan teks Yunani lainnya. Uncial-uncial yang terkemuka—perjanjian-perjanjian diletakkan bersama-sama dari bagian awal, termasuk surat-surat dan injil-injil Perjanjian Baru dirujuk dan dikumpulkan menjadi satu—uncial-uncial yang besar yang telah ditemukan dan ribuan manuskrip lainnya. Sebagai contoh, kita miliki manuskrip dalam bahasa Yunani, dua puluh dua diantaranya tertulis dalam papirus. Seratus tujuh puluh dalam bentuk uncial—(sebuah uncial adalah sebuah teks Yunani yang tertulis dalam huruf kapital yang besar).
Kita memiliki 2320 manuskrip yang tertulis dalam bentuk kursif atau tulisan tangan. Tulisan-tulisan itu disebut minuscula. Tulisan dalam bentuk uncial—besar dan segi empat—lambat dan sulit. Dan pada abad ketujuh, ditemukan sebuah cara untuk menulis dalam bentuk kursif, seperti tulisan tangan yang anda tulis dalam bahasa Inggris, di tulis oleh tangan yang cepat. Dan setelah bad ketujuh, semua manuskrip ditulis dalam gaya kursif, tulisan tangan. Ada sekitar 2320 minuskula. Ada sekitar 1561 lektionari; yaitu bagian Perjanjian Baru yang dipilih  yang menjadi pelajaran atau khotbah seseorang. Kemudian kita memiliki 4083 manuskrip Yunani dari Alkitab ini—semua merupakan sebuah bagian dari Alkitab. 
Di samping itu, ada lebih dari delapan ribu dalam versi Latin. Dan di samping itu ada lebih dari seribu dalam versi lain, yang berarti lebih dari tiga belas ribu manuskrip yang dapat dipelajari oleh seseorang untuk menemukan teks yang asli dan yang benar yang ditulis oleh rasul-rasul. Itu merupakan sebuah hal yang mengagumkan dan menakjubkan. Ketika anda mengingat bahwa hanya ada satu manuskrip Annals dari Tacitus, sejarahwan Roma yang terkemuka. Hanya ada satu manuskrip Yunani dari Anthology.  Dan begitu banyak literatur dunia kuno—dari Plato dan Sophocles dan Euripedes—begitu banyak literatur dunia kuno, yang hanya di dasarkan atas satu atau dua manuskrip.
Ada ribuan manuskrip dari teks Yunani Perjanjian Baru ini berserta dengan versi-versinya, yaitu: Latin, Syriac, Koptik, dan bahasa-bahasa lainnya. Dengan membandingkan ribuan manuskrip-manuskrip ini, mudah untuk melihat dan menemukan teks yang asli, apa yag ditulis oleh rasul-rasul; dan ketika anda membandingan ribuan manuskrip itu, anda dapat melihat di mana seorang ahli tulis memperbaiki sebuah teks di sini, di mana dia menulis sebuah penjelasn teks di sini, di mana dia mengubah sebuah teks. Hal itu terlihat sangat jelas. 
Sebagai contoh, bagian akhir dari Injil Markus telah hilang sejak semula. Tidak seorang pun yang tahu bagaimana Injil Markus berakhir. Bagian itu terputus dalam pasal enam belas ayat delapan dan pasal terakhir. Jadi ahli tulis, ketika mereka menyalin Injil Markus, beberapa orang menulis bagian penutup yang berbeda jenis dan beberapa orang akan menulis jenis bagian penutup yang juga berbeda.
Dan salah satunya anda memilikinya di dalam Textus Receptus, yang merupakan dasar terjemahan dari Authorized Version yang saya pegang di tangan saya, salah satunya yang anda miliki di sini di tulis oleh ahli tulis tertentu, pada suatu waktu dan di suatu tempat yang tidak kita ketahui. Tetapi ini bukan merupakan bagian dari Markus dan bukan sebuah bagian dari Firman Allah. Sebagai contoh, ahli tulis itu menulis bagian akhir Kitab Markus, dia berkata bahwa murid-murid Yesus akan memegang ular dan meminum racun maut, serta hal-hal yang mematikan, mereka tidak akan mendapat celaka. Ini adalah takhyul yang kemudian diwujudkan. Ketika anda mengamati sekte yang berada di pegunungan Kentucky yang mengambil ular-ular pada musim tertentu dan melakukan hal-hal itu untuk menghormati Tuhan, itu adalah sebuah penyimpangan dari pesan Kristus dan penyembahan terhadap Yesus melampaui semua hal yang dapat anda jelaskan. Dan itu bukanlah sebuah bagian dari Firman Allah. Beberapa ahli tulis, entah di mana, memutuskan untuk mengakhiri Kitab itu dan melakukannya dengan pikirannya. Tetapi bagian akhir dari Injil Markus telah hilang selamanya. 
Contoh lain dari sebuah sisipan yang dilakukan oleh ahli tulis terdapat dalam Injil Yohanes pasal lima ayat empat. Ketika anda pergi ke Yerusalem, di sama ada Gihon Spring, mata air panas perawan. Dan mengalir ke Siloam melalui Terowongan Siloam. Itu adalah sebuah mata air panas musiman. Yang berkumpul di bawah jalur-jalur bawah tanah, dan ketika jalur-jalur itu penuh, maka ia akan mengalir keluar. Memancar keluar. Itu adalah fenomena alam yang sempurna. Tetapi ketika kisah ini disampaikan, seorang ahli tulis telah mendengar tentang sebuah penjelasan mengapa mata air panas iu memancar, itulah sebabnya dia menulis di tambahan di dalam teks itu: “Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu.”
Itu adalah potongan dari bagian takhyul lainnya. Hal itu tidak sesungguhnya terjadi. Tidak ada hal yang seperti itu dan tidak pernah ada yang seperti itu. “Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, ia akan menjadi sembuh.” Lalu, seorang ahli tulis menuliskan itu di samping Alkitab ini. Dia telah mendengar kisah itu dan menulisnya di samping teks Injil Yohanes ini.  
Kemudian ahli tulis selanjutnya, ketika dia menyalin manuskrip itu, dia berpikir bahwa ahli tulis lainnya telah meninggalkannya, lupa untuk meletakkan ke dalamnya dan kemudian menulis di bagain sampingnya. Akhirnya, ahli tulis selanjutnya meletakkannya di dalam teks itu. Kemudian itu menjadi sebuah bagian dari Textus Receptus dan diterjemahkan di dalam Perjanjian Baru itu.
Contoh ketiga dari hal itu adalah formula Trinitas yang anda temukan di dalam surat Yohanes pertama pasal lima ayat tujuh. Yohanes menulis: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, air dan darah dan ketiganya adalah satu.” Lalu seorag ahli tulis, ketika dia membaca hal itu di dalam teks, dia berkata, “Itu adalah tempat yang mulia untuk mengumumkan dan menekankan doktrin Trinitas.” Lalu, dia menulis di sana, “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.” Hal itu tampak baik dan sempurna, tetapi itu bukan bagian dari teks asli yang ditulis oleh rasul-rasul. 
Perbaikan ini dan penambahan ini dan perubahan ini dapat dengan mudah dilihat ketika anda membandingkannya dengan ribuan manuskrip lainnya. Lalu, secara esensial, secara doktrinal, untuk semua tujuan penyembahan, untuk pembacaan kita dan peneguhan iman, Alkitab versi King James, Authorized Version, Textus Receptus, jauh lebih baik dari versi Alkitab lainnya. Tetapi, kadangkala sesekali anda akan melihat di mana seorang ahli tulis telah membuat sebuah perubahan, membuat sisipan, membuat perbaikan, dari apa yang dia pikir benar. Dan ketika anda melihat hal-hal ini, mereka tampak jelas dan bukan merupakan bagian dari Firman Allah. 
Lalu itulah yang terjadi di dalam Kitab Wahyu pasal dua puluh dua ayat empat belas ini. Di dalam menyalin Wahyu ini, seorang ahli tulis tiba di bagian itu.
Berbahagialah mereka yang plunontes tas stolas, Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

Lalu, ahli tulis melihat bagian itu dan dia berkata: “Engkau tidak dapat masuk ke dalam sorga hanya dengan jubah yang dibasuh oleh darah Anak Domba; engkau tidak dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Yesus. Engkau harus memelihara hukum dan engkau harus  mematuhi perintah-perintah.”
Lalu dia mengubah hal itu dari “Berbahagialah mereka yang plunontes tas stolas, yang membasuh jubah mereka,” dia mengubah teks itu menjadi, “Berbahagialah mereka yang  poiountes tas entolas, yang memelihara perintah-perintah … atas pohon kehidupan dan masuk melalui gerbang ke dalam kota itu.” Mengapa ahli tulis melakukan hal itu? Mengapa dia mengubah pesan injil itu dari iman dan kepercayaan kepada ketaatan dan perbuatan-perbuatan? Hal itu terjadi karena alasan yang sangat jelas dan sederhana bahwa kecendrungan abadi di dalam umat manusia adalah berusaha untuk mencapai, untuk menghasilkan, untuk mencoba dengan usahanya sendiri dan prestasinya sendiri untuk menemukan jalan mereka ke sorga. Itu adalah kelemahan natur manusia dan terdapat di dalam agama-agama lain. Itu adalah paham dari agama-gama besar di dunia. Secara praktis banyak orang Kristen memiliki pandangan seperti itu. Secara praktis, setiap doktrin dari setiap gereja di dalam iman Kristen percaya bahwa kita diselamatkan oleh perbuatan, bahwa seseorang harus  mengerjakan jalannya untuk masuk ke dalam kerajaan sorga, dan dia layak atas hal itu setelah dia selesai melakukan hal-hal tertentu yang dia pikir berkenan kepada Allah. 
Tentu saja, agama-agama besar seperti agama Hindu, agama Budha, dan semua agama lainnya merupakan agama perbuatan. Hindu akan tetap mengangkat tangannya ke atas langit hingga menjadi kaku, berusaha untuk memperoleh pengampunan dari Allah; atau dia akan membaringkan tubuhnya di atas bara yang panas atau berjalan merayap melalui sebuah papan atau dia akan merangkak di atas lututnya dari satu kota yang berjarak ribuan mil dan ribuan hal-hal lainnya yang berusaha mereka lakukan. 
Dan di adalam agama Kristen, mereka membangun banyak hal dalam usaha mereka untuk layak memperoleh pengampunan dari Allah: “Seseorang diselamatkan, kata seseorang, dengan percaya kepada Yesus dan dibaptiskan.” 
Yang lainnya berkata: ‘Seseorang diselamatkan dengan percaya kepada Yesus dan melakukan semua pekerjaan yang baik.”
“Seseorang diselamatkan dengan percaya di dalam Yesus dan mengambil Perjamuan Tuhan,  yang olehnya mereka memanggil orang banyak.”
“Seseorang diselamatkan dengan mempercayai Tuhan Yesus dan menjadi anggota gereja dan patuh terhadap segala perintah gereja.”
Dia dalam ribuan cara di dalam setiap agama mengenal doktrin yang merefleksikan kebanggan manusia. “Saya harus melakukan hal-hal ini oleh diri saya sendiri. Saya pantas menerimanya oleh usahaku sendiri. Saya harus melakukan hal-hal ini sendiri. Dan ketika saya diselamatkan, itu karena hal-hal yang telah saya lakukan. Lihatlah saya. Inilah saya, berjalan di atas jalanan emas, melalui gerbang mutiara, bergabung dengan orang-orang kudus Allah karena saya telah melakukannya! Saya telah bertapa dan telah melakukannya…dan saya telah mematuhi perintah-perintah dan memelihara hukum dan melakukan hal-hal ini; karena itu saya ada di sini, di hadapan Allah.” 
Itu adalah agama kedagingan, agama kebanggaan manusia. Dan itu adalah agama dari ahli tulis ini, yang ketika dia menemukan bagian itu, dia mengubah teks itu dari membasuh jubah menjadi melakukan perintah-perintah.
Sekarang, dalam waktu yag masih tersisa, mari kita mencai perkataan dan wahyu Allah, bagaimana dosa-dosa kita diampuni dan bagaimana Allah menyelamatkan jiwa kita yag terhilang dan bagaimana seorang pendosa pada suatu hari dapat berdiri di hadapan Allah dan tetap hidup—yang pertama dalam Perjanjian Lama dan yang kedua dalam Perjanjian Baru. Maukah anda bergabung dengan saya? Di dalam  Mazmur 51: Ini adalah Mazmur Daud setelah dia melakukan dosa besar dalam membunuh Uria, dan Allah mengutuk anak yang dilahirkan melalui perzinahannya di rumah Uria.
Lihatlah Mazmur itu: Apa yang dilakukan oleh Daud untuk kembali kepada Allah?
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! … 
Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.

Aku akan membeli domba dari seluruh bangsa dan mempersembahkannya kepadaMu, jika hal itu dapat menghapuskan kesalahanku. Bagaimana kita datang kepada Allah? Dengarkanlah! Dengarkanlah!
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Pengampunan atas dosa terletak di dalam kemurahan dan kebaikan dan pengampunan dan kasih dan belas kasihan serta kesabaran Allah. Seluruh korban di dunia ini, dan semua perintah yang dapat dilakukan manusia—yang pernah ditulis—tidak pernah cukup untuk menghapus noda di dalam jiwa seorang manusia .
Selanjutnya mari kita lihat ke dalam Yesaya 55. Dengarkanlah undangan dari Tuhan kita:
Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran.
Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepadaKu, dengarkanlah maka kamu akan hidup.

Datanglah, datanglah sebagaimana adanya kamu, tanpa uang, miskin, telanjang, tidak layak, serta berdosa; datanglah, datanglah, terimalah tanpa uang dan harga. “Sendengkanlah telingamu…dengarkanlah, dan jiwamu akan hidup.”
Sekarang mari kita lihat di dalam Perjanjian Baru, dalam Kitab Roma pasal 4—(bagaimana Abraham dibenarkan?)—Roma pasal 4:
Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, dengan pekerjaannya, dengan hal-hal yang telah dia lakukan dan perintah-perintah yang dia taati, maka ia beroleh dasar untuk bermegah—kepada kemuliaan.

Itulah yang telah saya lakukan. Saya telah mengusahakan keselamatan dan saya layak memperoleh sorga. Tetapi dia tidak dapat melakukannya di hadapan Allah, karena Allah mengenal hatinya, sama seperti Dia mengenal anda. Dan saya dapat mengambil gadis yang terbaik dan termanis di dalam jemaat ini dan meletakkan sebuah layar di sini yang dapat melihat semua rahasia hatinya dan hidupnya, dan wajahnya akan menjadi merah dan malu sekali serta berusaha untuk keluar.  
Abraham dapat memegahkan dirinya jika dia dibenarkan oleh pekerjaannya: “Lihat apa yang telah aku lakukan untuk layak ke sorga.” Tetapi dia tidak dapat melakukannya di hadapan Allah karena Allah mengenal dia, sama seperti Allah mengenal kita. Lalu, bagaimanakah Abraham dibenarkan? Lihat ke dalam ayat selanjutnya. Sebab apakah yang disampaikan Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.”  
Mari kita lihat lagi, di dalam Efesus pasal 2 ayat delapan dan sembilan. Efesus 8:8 dan 9:
Sebab oleh karena kasih karunia kamu diselamatkan karena iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri. 

Agar dia tidak berkata: “Lihat apa yang telah aku lakukan. Aku tekah melakukannya.” Itu adalah karunia Allah di dalam anugerah dan kemurahan sorga.
Mari kita lihat lagi di dalam Titus pasal 3, ayat lima—Titus3:5:
Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

“Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan,” karena perbuatan baik kita di hadapan Allah sama seperti kain kotor. “Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali.” 
Sekarang mari kita kembali ke dalam Kitab Wahyu. Kita lihat di dalam pasal 7 ayat 13 dan 14—Wahyu pasal 7:
Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

“Mereka ada di hadapan Allah, telah diselamatkan dan ditebus, yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”
Dan teks saya, seperti yang ditulis oleh Yohanes:
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

“Berbahagialah mereka yang telah mencuci dan membuatnya bersih, yang melihat dan hidup, yang percaya dan diselamatkan.”
Tetapi ketika ahli tulis itu melihatnya, dia berkata: Tidak demikian. Sebab seseorang tidak dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Yesus. Dia harus bekerja. Dia harus patuh. Dia harus memelihara perintah-perintah.” 
Itu merupakan perselisihan di dalam sidang Yerusalem yang pertama—bagian yang anda baca dalam Kisah Rasul padal 15. Di Antiokhia, Paulus dan Barnabas  memberitakan injil kepada para penyembah berhala, orang-orang yang hidup di dunia pemberhalaan: “Percaya kepada Yesus, bertobat dan diselamatkan. Lihat dan hidup. Dibasuh dan menjadi bersih.” Itulah yang dikhotbahkan oleh Paulus dan Barnabas di Antiokhia.
Dan orang-orang Farisi, orang-orang legalistik,  datang ke sana dan mendengarkan khotbah Paulus dan Barnabas dan mereka berkata, “Kamu tidak dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Yesus. Kamu harus terlebih dahulu memelihara hukum Musa. Dan kemudian menambahkan iman ini kepada Yesus.”
Dan hal itu menciptakan perselisihan dan mereka mengadakan sidang Yerusalem dan tercatat di sana dan anda baca pada hari ini. Hal itu juga merupakan awal dari Reformasi, atas hal yang sama. Ada seorang rahib yang bernama Martin Luther, dan dia datang, seperti yang orang-orang lakukan pada menit ini, sebagaimana mereka telah melakukannya selama berabad-abad hal yang telah ditempatkan di sana, dan ribuan orang melakukan hal itu. Saya telah melihatnya. Suatu ketika saya menghabiskan waktu selama setengah hari untuk melihat hal itu. Itu merupakan sebuah hal yang fenomenal bagi saya, yang pernah saya lihat di dalam hidup saya
Di depan gereja St. John Lateran, ada sebuah tempat ibadah yang kecil, yang dibangun dengan sangat indah, bangunan yang mereka sebut Scala Santa, Tangga Suci. Mereka berharap jaraknya sekitar satu juta mil. Mereka pikir itu adalah tangga di mana Yesus berjalan ke dalam ruang pengadilan Pontius Pilatus. Dan di sana mereka duga ada tetesan darah Yesus. Dan supaya tempat itu tidak lusuh karena telah didaki selama berabad-abad, mereka telah menutupinya dengan kayu dan kaca-kaca kecil di sekelilingnya. Dan kaca-kaca itu memiliki lubang dan berharap mereka juga memiliki tetesan darah seperti Yesus. Dan mereka mencium lekuk-lekuk kecil dan kaca-kaca yang berada di sana, yang mereka anggap sebagai tetesan darah Yesus. Dan mendaki tangga itu dengan lutut sambil memanjatkan doa-doa tertentu.
Dan jika anda melakukan hal itu, anda mendapat sebuah upah atas hal itu. Anda memperoleh bagian, anda memperoleh penangguhan hukuman dan anda mendapat upah; dan demikianlah yang dilakukan oleh orang-orang, untuk menghasilkan hal-hal itu, mereka mendaki anak tangga itu. Selama berjam-jam, mendaki anak tangga itu, berusaha untuk mengerjakan cara mereka dengan penebusan dosa dan melakukan hal baik dan memanjatkan doa dan mencium titik itu, berusaha mengerjakan jalan mereka ke dalam kerajaan Allah.
Martin Luther melakukan hal itu. Dia mendaki Scala Santa dengan lututnya dan mencium semua titik itu. Dan ketika dia berada di tengah jalan, seperti bunyi sebuah  bel, seperti tembakan sebuah meriam, seperti sebuah pernyataan perang, datanglah ke dalam jiwanya, teks yang agung dari Kitab Habakuk yang merupakan dasar dari Kitab Roma, yang merupakan dasar dari Kitab Galatia, yang dikutip dalam Ibrani. Datanglah ke dalam jiwanya, gema dari teks itu: “Orang benar-yang diampuni oleh Allah-akan hidup oleh iman.”
Martin Luther berdiri. Dia berdiri. Dia berputar kembali. Dia berjalan menuruni tangga itu. Dia pergi ke Wittenberg, Jerman, dan dia, di depan pintu gereja itu memaku sembilan puluh lima tesis dan Reformasi terjadi.
Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali—(plunontes tas stolas)—dengan membasuh jubah kita, dengan mengampuni dosa-dosa kita di dalam darah Anak Domba.

Bolehkah saya menunjukkan hal terbaik yang dapat saya sampaikan dari injil dalam Perjanjian Lama? Naaman adalah seseorang yang hebat dan terkemuka. Dia adalah panglima dari Raja Asyur. Dia tidak pernah kalah perang seumur hidupnya. Oleh Dia, Tuhan Allah memberikan kelepasan dari tiap sisi dari musuh-musuhnya. Dia adalah pahlawan yang hebat dan seorang jenderal yang besar. Tetapi dia memiliki penyakit kusta. Tinggal sendiri. Kemana saja dia berjalan, tangannya di atas mulutnya dan berseru: “Najis! Najis! Najis!” Dia adalah penderita kusta. 
Dan sebuah perkataan datang kepadanya bahwa seorang nabi di Samaria mampu untuk menyembuhkan orang yang memiliki sakit kusta. Dan raja Asyur memanggil panglima tentaranya itu dan memberikan kepadanya emas dan perak dan kuda-kuda dan kereta perang dan pakaian dan mengirim dia menemui nabi di Samaria untuk membeli kesembuhannya dengan kekayaan dan kehormatan pribadinya. Lalu, Alkitab berkata, Naaman pergi ke rumah Elisa dengan pakaiannya dan emasnya dan peraknya dan kuda-kudanya serta kereta-kereta perangnya, dan dia berdiri di sana dengan kebesaran dan keagungan seorang militer yang hebat—Napoleon pada zaman itu. Elisa tidak pernah merasa terganggu bahkan tidak keluar dan melihat dia.  Elisa menyuruh Gehazi, pelayannya untuk berkata kepada Naaman yang hebat dan terkenal itu: "Pergilah mandi  tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.” 
Dan Naaman sangat gusar. “Inilah aku, pemimpin militer yang terhebat di zamanku. Inilah aku, pembebas rakyatku. Inilah aku dengan kuda-kudaku dan kereta perangku dan emasku serta perakku. Inilah aku—beberapa hal yang dramatis  dan keajaiban, serta hal-hal yang menakjubkan harus dilakukan dengan setaraf, sehubungan dengan karakterku dan kebesaranku dan kemuliaanku dan kehormatanku.”
Dan Alkitab berkata, Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati mengendarai kereta kudanya  ke Damsyik dengan tetap menderita lepra, tetapi salah satu pegawainya yang berada di atas kereta kuda memegang lengannya dan berkata:  Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu (seperti menaklukkan Etopia atau menaklukkan kota Venesia, atau membawakan dia seribu talenta emas) bukankah bapak akan melakukannya?   Jika dia berkata, merangkaklah dengan lututmu sejauh seribu mil ke tempat suci yang tertentu. Jika dia berkata, taklukkan seluruh kerajaan Midian. Jika dia berkata, bawakan kepadaku seribu talenta emas. Jika dia mengikat engkau dengan hal-hal yang hebat dan hal-hal yang besar, bukankah engkau akan melakukannya? Betapa jauh lebih mudah bagimu, ketika dia berkata kepadamu, mandilah dan menjadi tahir? Dibasuh dan menjadi suci. Lihat dan hidup. Percaya dan diselamatkan.
Dan Naaman memutar keretanya  dan kembali. Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan: satu kali. Dua kali, empat kali, lima kali enam kali dan setelah dia membenamkan dirinya tujuh kali ke dalam air dan Alkitab berkata, kulitnya kembali menjadi seperti kulit anak kecil, dan dia menjadi sembuh dan dia telah tahir!  Dan dia menjadi tahir!
Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan …
Mereka ini adalah orang-orang yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Dan itu merupakan teks yang utama dan tema serta nyanyian kumpulan orang yang berada di dalam kemuliaan yang menjadi permulaan khotbah kita di dalam Kitab Wahyu:
Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. 
 
Bukan oleh pekerjaan baik yang telah kita lakukan, tetapi seluruh ucapan syukur dan kemuliaan bagi Yesus, yang di dalam darah dari penyalibanNya, dan di dalam pengorbanan hidupNya, dan di dalam penebusan darahNya, telah menghapus dosa-dosa kita. Inilah Injil dan inilah pesan dari Kitab ini.
Berbahagilah mereka yang plunontes tas stolas –(sama seperti yang ditulis oleh Yohanes)– berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya, yang memandang dalam iman, yang membuka hati mereka kepada anugerah Yesus yang mulia dan diampuni dan diselamatkan serta diberkati. Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
 
Oh, Kita harus mengucap syukur dan berterima kasih. Seandainya hal itu bergantung kepada saya, saya mungkin telah kehilangannya. Saya mungkin gagal terhadap hal itu. Tetapi Yesus tidak pernah gagal. Percayalah kepada Yesus. Tuhan, Dia akan melihat kita dan memelihara kita selamanya. Tangan bekas paku itu akan membuka pintu anugerah bagi kita, yang pada suatu hari akan masuk ke dalam gerbang kemuliaan. Terpujilah namaNya!
Ketika kita menyanyikan lagu undangan kita, jika ada seseorang dari anda, yang ingin percaya kepada Yesus dalam waktu yang kudus ini: Pendeta, saya datang segera. Dan di sini saya berdiri. Saya menyerahkan tangan saya kepada anda. Saya menyerahkan hati saya kepada Yesus, memandang dalam pertobatan, di dalam iman dan kepercayaan kepada Tuhan kita yang mulia. Saya datang segera. Dan di sini saya berdiri.”
Sebuah keluarga, yang ingin meletakkan hidup anda di dalam persekutuan jemaat ini. Anda boleh datang. Datanglah ketika kita menyanyikan himne darah Yesus yang menyelamatkan, ketika kita menyanyikan himne ini, bagi anada yang berada di sekitar balkon, atau yang berada di lantai bawah, telusurilah salah satu lorong bangku itu dan majulah ke depan: “Pendeta, saya datang segera, dan inilah saya.” Ketika Roh Yesus menyampaikan firman dan membuka jalan, lakukanlah pada pagi hari ini. Buatlah keputusan itu sekarang, saat kita berdiri dan saat kita menyanyikan lagu kita.

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M

POHON YANG BAIK VS POHON YANG TIDAK BAIK

Bahan Bacaan Renungan Harian Kristen hari ini : Lukas 6:43-45

Pohon Ara (Ficus Carica) adalah sejenis pohon beringin. Di Indonesia ada sekitar 30 jenis pohon Ara yang dapat dijumpai buahnya sepanjang tahun. Buah Ara ini sangat disukai oleh satwa hutan dan burung-burung. Pada umumnya, dalam setahun pohon ara dapat berbuah sebanyak tiga kali. Buah pertama disebut bikurah atau buah sulung. Inilah yang disebut sebagai buah ara hijau. Orang Israel mempunyai ketetapan bahwa buah sulung merupakan milik Tuhan. Buah kedua disebut buah ara bungaran. Buah kedua ini rasanya segar dan enak serta buahnya paling banyak. Pada saat inilah pemilik pohon berhak memanfaatkannya untuk    penghidupannya, termasuk menjadikannya sebagai komoditas ekonomi. Buah ketiga disebut buah pag. Buah ini tidak boleh diambil pemiliknya, karena merupakan hak orang-orang Lewi dan orang-orang miskin. Ini berarti sebatang pohon yang sehat dapat memberi buah selama sepuluh bulan.
Pada zaman Hellenisme (Yunani-Romawi) buah ara merupakan salah satu komoditi ekonomi penting setelah anggur dan minyak zaitun, sehingga orang-orang Yunani membuat undang-undang khusus untuk mengatur pengeksporannya. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk membungkus buah-buahan yang baru dipetik untuk dibawa ke pasar dan sekarang ini menjadi komoditas yang mahal. Buah ara selain dapat dimakan langsung, juga dapat dibuat kue yang mahal harganya, karena makanan ini pun biasa dihidangkan bagi raja-raja (2Raj. 20:7; Yes. 38:27). Meski begitu kue buah juga ara merupakan makanan yang sangat digemari masyarakat dan kerap dibawa saat bepergian (1 Sam. 25:18).

Sedangkan Anggur? Anggur  merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang termasuk ke dalam keluarga Vitaceae. Tanaman ini sudah dibudidayakan sejak 4000 SM di Timur Tengah. Buah ini biasanya digunakan untuk membuat jus anggur, jelly,  minuman anggur,  minyak biji anggur, dan kismis, atau dimakan langsung. Buah anggur dikenal karena mengandung banyak senyawa polifenol dan resveratol yang berperan aktif dalam berbagai metabolisme tubuh. Berdasarkan hasil penelitian para ahli biakui bahwa buah anggur mengandung flavanoid, yakni antioksidan yang akan membantu memperlambat proses penuaan akibat radikal bebas. Buah anggur pun kaya vitamin A, C, B6, folat, serta mineral penting (potassium, kalsium, zat besi, fosfor, magnesium, dan selenium). Anggur memiliki kekuatan yang memadukan dan meningkatkan kelembapan di paru-paru. Anggur merah memiliki kandungan antibakterial dan antivirus yang kuat sehingga mampu melindungi tubuh dari infeksi.

Disamping itu, anggur mampu meningkatkan kesehatan otak dan menjaganya dari serangan penyakit seperti Alzheimer. Sebab, anggur mengandung resveratol, sebuah polifenol yang akan mengurangi tingkat amyloidal-beta peptides pada penderita Alzheimer. Anggur  juga mengandung asam organik, gula, dan selulosa yang bertindak sebagai pencahar. Jus anggur ungu mampu mencegah kanker payudara yang secara signifikan mengurangi massa tumor pada payudara. Demikian juga jus anggur mengandung energi instan. Dan jus anggur putih kaya akan zat besi untuk mengurangi kelelahan. Disamping itu, oksida nitrat yang terkandung pada anggur sangat bermanfaat untuk mencegah gumpalan dan mengurangi risiko penyakit jantung. Antioksidannya juga menghentikan oksidasi kolesterol LDL alias kolesterol jahat yang menghambat pembuluh darah. Anggur mengeluarkan panas dan menyembuhkan gangguan pencernaan serta iritasi pada perut. Bahkan, Anggur mampu menyingkirkan asam pada sistem ginjal yang akan mengurangi gangguan tekanan di ginjal.

Dalam beberapa kesempatan, Yesus menggunakan perumpamaan pohon dan buah dalam pengajaran-Nya. Dalam Lukas pasal 6 ayat 44 yang setara dengan Matius pasal 12 ayat 33;  Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya, “Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara, dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.” Di dalam Alkitab kehidupan orang Kristen sering digambarkan dengan kehidupan pohon. Yesus juga menggunakan metafor tentang pohon untuk menggambarkan pembedaan manakah orang Kristen sejati dan manakah yang palsu (ayat 43-44). Pohon yang baik pasti mengeluarkan buah-buah yang baik. Sebaliknya, pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah-buah yang buruk. Yang baik selalu melahirkan yang baik pula. Ini prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar. Demikian juga orang baik akan melakukan perbuatan baik karena di dalamnya (hatinya) hanya ada kebaikan, sedangkan orang jahat hanya melakukan kejahatan karena di dalamnya (hatinya) penuh kejahatan.

Buah ditentukan oleh pohonnya. Pohon ara jelas akan berbuahkan ara, sedangkan pohon anggur jelas akan berbuahkan anggur. Sedangkan semak duri tidak mungkin dapat menghasilkan buah yang baik semisal buah ara atau pun anggur. Bagaimana kualitas "buah" kehidupan kita? Keluarga? Pekerjaan? Tuhan Yesus tentu kecewa terhadap pohon yang tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Yesus tentu tidak menghendaki kita para murid-Nya  seperti pohon ara, yang hanya indah dipandang tapi tidak berbuah. Tidak membawa manfaat bagi orang. Pohon yang berbuah baik  menggambarkan kehidupan orang benar, sedangkan pohon yang tidak berbuah baik menggambarkan kehidupan orang fasik. (bdk.Mzm.1:1-6).  Lalu, siapakah orang-orang Kristen yang benar dan palsu itu? Lalu apa saja bentuk buah-buah kehidupan kita sebagai orang percaya yang diharapkan?

Para penafsir Alkitab mengatakan bahwa ‘buah’ adalah ‘kehidupan’ orang itu. Jadi, ‘buah yang baik’ menunjuk pada ‘kehidupan yang baik’, sedangkan ‘buah yang tidak baik’ menunjuk pada ‘kehidupan yang tidak baik’. Kalau kita membandingkan antara Mat 7:16-20 / Luk 6 43-45 dengan Mat 3:8-10 dan Mat 12:24,33-37 (perhatikan bahwa ketiga bagian ini mengandung ayat-ayat yang mirip / sama. Jadi, arti ‘buah’ dalam ketiga bagian ini pasti sama), maka jelas bahwa ‘buah’ artinya adalah ‘kehidupan’. Arti ini cocok dengan konteks (lihat Mat 7:21,23 yang menunjukkan kehidupan yang jahat dari nabi palsu), dan arti ini juga didukung oleh bagian-bagian Kitab Suci yang lain yang menunjukkan bahwa nabi palsu mempunyai hidup yang tidak baik, seperti mengejar keuntungan (Yer 8:10  Tit 1:11  2Pet 2:3), bersikap baik terhadap orang yang menguntungkan (Mikha 3:5), dsb. Tidak baiknya kehidupan juga bisa kelihatan dari kata-katanya. Ini terlihat dari ay 45 - “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya”. Ayat ini menunjukkan bahwa dari kata-kata yang tidak baik terlihat hati yang tidak baik.

Kata-kata yang tidak baik ini tidak harus diartikan sebagai kata-kata kotor, cabul, makian, dusta, dan sebagainya. Untuk itu perhatikan kata-kata William Barclay berikut ini: “Nothing shows the state of a man’s heart so well as the words he speaks when he is not carefully considering his words, when he is talking freely and saying, as we put it, the first thing which comes into his head. If you ask directions to a certain place, one person may tell you it is near such and such a church; another, that it is near such and such a cinema; another, that it is near such and such a football ground; another, that it is near such and such a public house. The very words of the answer to a chance question often show where a man’s thoughts most naturally turn and where the interests of his heart lie” (Tidak ada yang menunjukkan keadaan hati manusia dengan begitu baik seperti kata-kata yang ia ucapkan pada waktu ia tidak mempertimbangkan kata-katanya dengan teliti, pada waktu ia berbicara secara bebas dan mengatakan hal-hal pertama yang timbul pada pikirannya. Jika engkau menanyakan arah ke suatu tempat tertentu, satu orang akan memberitahumu bahwa itu dekat dengan sebuah gereja tertentu; yang lain memberitahumu bahwa itu dekat dengan sebuah bioskop tertentu; yang lain memberitahumu bahwa itu dekat dengan lapangan sepak bola tertentu; yang lain memberitahumu bahwa itu dekat dengan suatu bangunan umum tertentu. Kata-kata dari jawaban terhadap pertanyaan sembarangan sering menunjukkan kemana pikiran-pikiran orang itu mengarah secara alamiah dan dimana letaknya kesenangan-kesenangan hatinya). Lalu apa saja  prinsip-prinsip yang harus dimiliki agar kita dapat menjadi pohon yang berbuah baik?

I.Dasar Pertumbuhan Pohon yang Baik

Pohon akan tumbuh sehat jika ia mendapatkan makanan yang cukup dan sehat. Kehidupan orang Kristen yang sehat ialah ajaran Firman Tuhan yang sehat, yang menjadi kesukaannya, yang terus menerus menjadi santapannya, sehingga ia tidak berjalan menurut kesukaan orang fasik yang seperti sekam tidak berguna (bdk. Mzm.1:1,4,5).  Berkaitan dengan hal ini, ada dua kata yang penting untuk dipahami di sini, yaitu: ascentia and fiducia. Ascentia adalah "ascent" mental, pengetahuan mengenai keberadaan sesuatu. Setan-setan mengakui dan percaya bahwa Allah ada. Fiducia lebih dari ascentia. Ia melibatkan suatu kepercayaan penuh kepada sesuatu, penyerahan total kepadanya, suatu kepercayaan penuh dan penerimaan atas sesuatu. Ini adalah jenis iman yang dimiliki oleh orang Kristen dalam Kristus. Seorang Kristen, karenanya, memiliki fiducia; yakni, ia memiliki iman sejati dan percaya kepada Kristus, tidak hanya sekedar mengakui bahwa Ia pernah hidup di bumi pada suatu masa tertentu. Cara lain untuk menjelaskan perbedaan kedua kata ini adalah banyak orang di dunia percaya bahwa Yesus pernah hidup di bumi: ascentia. Tetapi mereka tidak percaya bahwa Ia adalah Juru Selamat mereka, satu-satunya tempat berpaling dan menaruh kepercayaan untuk pengampunan atas dosa-dosa mereka. Ascentia tidak membawa kepada perbuatan. Fiducia menghasilkan perbuatan yang berkenan kepada Allah. Ascentia tidak berasal dari hati. Fiducia yang berasal dari hati. Hanya Firman Tuhan yang sehat yang menjamin seorang Kristen dapat berbuah sesuai kehendak-Nya. Alkitab mengajarkan beberapa prinsip tentang pertumbuhan iman yang sehat:

Pertama, Alkitab menyaksikan, bahwa iman yang sehat adalah iman yang Theocentris (berpusat pada Allah). Orang yang makin bertumbuh imannya adalah orang yang belajar untuk mengutamakan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah dan bukan bagi kepentingan dirinya sendiri. Yohanes Pembaptis memiliki obsesi, yaitu dia harus makin kecil, tetapi Kristus yang makin besar (Yoh 3:30). Orang yang bertumbuh imannya bukan lagi si “AKU” yang duduk di atas tahta, tetapi Allah Tritunggal. Banyak orang yang mundur dari pekerjaan Tuhan karena tersinggung. Hal utama yang membuat dia tersinggung adalah karena ke “aku”annya tidak dihargai. Seharusnya sebagai anak Tuhan ia sadar, bahwa hidupnya sudah dibeli, harganya telah lunas dibayar, karena itu orientasi hidupnya hanyalah untuk kemuliaan bagi Allah dan bukan bagi dirinya sendiri (1Kor 6:19-20, Rom 14:7-9, 1Kor 10:31). “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.”( Fil 3:10).

Kedua, orang Kristen yang bertumbuh dengan sehat adalah orang yang mengutamakan pengenalan akan Kristus lebih dari yang lain (Fil 3:10). Bagaikan orang yang jatuh cinta, selalu ingin dekat pada sang kekasih dan mengenalnya dengan lebih dalam serta melakukan apa yang disenangi kekasihnya, demikian pula mirip dengan orang yang mengalami kasih Kristus (Yoh 14:15). Kasih akan Kristus saat ini diwujudkan dengan kerinduan yang terus menerus untuk mengenal firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Jemaat mula-mula punya kerinduan yang besar untuk menyelidiki firman Tuhan dengan segenap hati (Kis 17:11, bnd Luk 8:15). “Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." (Luk 8:15)

Ketiga, orang yang bertumbuh imannya dengan sehat, adalah rela ber”korban” demi pekerjaan Tuhan (kerajaan Allah). Pada umumnya manusia selalu mencari aman untuk kepentingan dirinya sendiri. Tetapi orang yang telah bertumbuh dalam iman yang benar, tidak akan memikirkan untung rugi dalam mengikut Tuhan. Dia belajar mempersembahkan hidupnya (Rom 12:1) dan bahkan siap “rugi” demi Kristus, karena sudah mendapat “untung” terlalu banyak. Ia tidak lagi menguitamakan bagaimana dirinya bisa mendapat berkat, tetapi bagaimana dia bisa menjadi saluran berkat. Nilai pengorbanan Kristus itulah yang menjadi penggerak utama dalam dirinya untuk belajar memberi yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan (2Kor 5:14, Luk 19:8, 21:4), komitmen untuk memprioritaskan pelebaran Kerajaan Allah (1Kor 9:16), bahkan rela mati bagi Kristus (2Tim 4:6, Fil 2:17).

Keempat, Iman yang benar bukan positive thinking atau sugesti diri. Banyak orang yang mengaitkan iman dengan percaya yang pasti menyembuhkan, hidup penuh sukses, makin kaya, doa yang pasti dikabulkan dan lain-lain. Iman semacam ini adalah iman yang menyesatkan dan anthropocentris. Iman yang benar adalah iman yang mau tunduk pada kehendak Allah dan percaya, bahwa apa saja yang menjadi kehendak Allah (bukan kehendak saya) itulah yang akan terjadi dan saya akan belajar mengamininya serta taat dengan memberikan respon yang terbaik. Iman yang benar adalah iman yang berpikir dengan positif (bukan positive thinking) dan berpikir dengan positif adalah berpikir yang mau tunduk dengan apapun yang menjadi kehendak Allah. Positive thinking adalah suatu aliran sesat yang mengajarkan, bahwa kita bisa merubah keadaan dengan kekuatan berpikir kita. Kesesatan ajaran positive thinking adalah tidak mengandalkan kekuatan pada Tuhan, tetapi berpusat pada diri sendiri (Anthropocentris).

Kelima, Iman yang benar bukan identik dengan moral dan tingkah laku agama. Banyak orang berpikir, bahwa saya sudah beriman dengan saya rajin ke gereja, rajin memberi persembahan dan melakukan segala aktifitas rohani. Kesalahan utama bangsa Israel adalah menganggap segala kesalehan dan aktifitas rohani sudah membuktikan mereka orang beriman dan akan dapat membuat hati Tuhan senang, Tuhan bukan berhala yang bisa senyum bila ada orang yang “menyogok” atau “menyuap”nya. Hal yang terpenting dalam ibadah adalah relasi (hubungan pribadi) dengan Tuhan, alias “hati” yang dekat dengan Tuhan. Percuma segala aktivitas rohani seseorang, bila semua itu dilakukan dengan hati yang jauh dari Tuhan. Dan hati yang dekat dengan Tuhan adalah hati yang telah diubahkan oleh Roh Kudus, dilahir barukan, yang telah mengalami pertobatan sejati, menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Orang yang telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya adalah orang yang pasti memprioritaskan Tuhan dan pekerjaanNya dalam hidupnya.

II. Pohon yang Menghasilkan buah berkualitas

Puncak kehidupan sebuah pohon adalah menghasilkan buah, itulah natur pohon yang semestinya. Metafor yang dilukiskan oleh Yesus sungguh indah, bila kita mengerti kehidupan sebuah pohon, demikian pula mestinya kehidupan kita sebagai orang Kristen yang berbuah. Hanya murid Tuhan sejati, yang fondasi kehidupannya dibangun berdasar pada firman Tuhan, yang akan bertahan menghadapi badai kehidupan (47-48).  Iman percaya kita haruslah menjadi iman yang aktif berbuah, bukan iman yang pasif dan statis. Iman yang berbuah adalah iman yang terus menerus dipraktekkan, dijalankan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bukan sekedar iman untuk pemuasan batin kita semata. Tanpa buah dalam kehidupan kita, iman kita tidak berguna bagi Tuhan. Kehidupan iman yang berbuah adalah bila hidup kita selalu berada dalam Kristus.

Sebagai anak-anak Allah, kita harus tahu bahwa jika kita menghasilkan buah yang buruk, maka itu berarti kita bukan Kristen sama sekali. Karena di dalam Matius 7:18 dikatakan, "Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik," tepat seperti yang dikatakan oleh rasul Yohanes dalam 1 Yoh 5:18, "setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa," artinya, tidak terus menerus berbuat dosa. Jadi, janganlah berkata, "Tak peduli bagaimanapun caraku menjalani kehidupan ini, yang penting aku orang Kristen." Tak heran jika orang dunia berkata, "Aku tidak dapat melihat di mana letak perbedaan antara seorang Kristen dengan yang lain."

Seharusnya ada perbedaan yang mencolok antara keduanya. Jika hidup Anda tidak berbeda dari hidup orang dunia, maka besar kemungkinan Anda bukanlah orang Kristen sejati seperti yang Yesus kehendaki. Harus ada perbedaan yang nyata antara buah yang baik dengan buah yang tidak baik. Hal tentang arti buah itu sendiri bisa kita lihat di dalam Galatia pasal 5. Di sana kita diberitahu tentang buah dari daging, yang digambarkan sebagai perbuatan daging. Perbuatan dan buah adalah hal yang sama di dalam Kitab Suci. Anda akan melihat adanya kasih, sukacita yang tertib, damai sejahtera, kelemah lembutan, kerendahan hati, dst.  Hal-hal ini akan membuat orang yang bersangkutan tampil berbeda dari yang lain. Bisa terlihat dari semua hal-hal kecil yang dia lakukan. Sungguh indah jika Anda melihat seorang Kristen yang sikapnya sangat menyenangkan!

Yesus meminta kita tinggal di dalam Dia dan menjadi ranting-rantingNya. Yesus tidak meminta kita menjadi diri kita sendiri, menjadi pohon kita sendiri, tetapi menjadi bagian dari diriNya, menjadi ranting-rantingNya. Diluar kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Menjadi ranting diluar Yesus saja tidak akan menghasilkan buah, apalagi menjadi pohon yang berdiri sendiri. Kita akan menjadi pohon yang tidak berbuah dan ditebang sang empunya lahan, yaitu Allah sendiri. Allah yang adalah Sang Empunya lahan menuntut buah, dan buah itu hanya bisa datang dari pohon Yesus Kristus itu sendiri. Kita hanya bisa berbuah sesuai dengan buah yang diinginkan Allah, yaitu buah-buah roh, kalau kita hidup didalam Yesus, dan Yesus didalam kita. Tanpa itu, buah yang kita hasilkan adalah buah-buah yang tidak disukai Allah. Seperti Apa Pohon dan Buah Anda?  Tuhan mengenal umat-Nya. Dia tahu mana yang sejati dan mana yang palsu. Yang palsu pada suatu hari akan terbongkar kepalsuannya, sama seperti semak duri yang tak berguna. Yang sejati, pada suatu hari akan nampak kesejatiannya, sama seperti buah ara atau anggur yang berguna bagi kehidupan.  Karena itu, ukuran kesejatian seorang anak Tuhan terletak pada kesetiaannya untuk terus menerus menghasilkan buah-buah kebenaran.

III. Pohon yang Selalu Berbuah di Segala Musim

Kita akan akan menghasilkan buah, tak peduli apapun musim yang yang kita hadapi, kalau kita hidup dalam Yesus dan menerima kasihNya. Sebagai orang kristen kita tidak lagi menjadi tanaman yang berdiri sendiri dan bersandar kepada kemampuan kita untuk hidup. Ketika kita mengikuti Kristus, kita adalah bagian dari Tubuh Kristus, kita adalah murid-muridNya. Kita adalah ranting dari pohon utama kita yaitu Yesus Kristus. Yesus menjadi pohon utama kita, dan kita hidup didalam Dia dan menjadi ranting-rantingNya. Kita bukan lagi pohon kita sendiri, kita tidak lagi hidup yang berdiri sendiri, tetapi hidup kita adalah bagian dari hidup Kristus itu sendiri. Yesus mengatakan dalam Yohanes 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Hidup kita memang tidak selalu indah setiap hari. Ada waktunya kita menikmati berkat Tuhan yang berlimpah dalam hidup kita, namun ada waktunya pencobaan datang menerpa hidup kita. Dalam saat-saat yang baik maupun yang terendah dalam hidup kita, apakah Tuhan menjadi sumber inspirasi kita? Apakah hidup kita masih memiliki kemampuan untuk menghasilkan buah? Kehidupan iman yang berbuah adalah bila hidup kita selalu berada dalam Kristus. Hidup kita memang tidak selalu indah setiap hari. Ada waktunya kita menikmati berkat Tuhan yang berlimpah dalam hidup kita, namun ada waktunya pencobaan datang menerpa hidup kita. Dalam saat-saat yang baik maupun yang terendah dalam hidup kita, apakah Tuhan menjadi sumber inspirasi kita? Apakah hidup kita masih memiliki kemampuan untuk menghasilkan buah?

Secara  ilmiah memang pohon berbuah ada skilusmya, ada musimnya. Ada saatnya ia berbuah ada saatnya ia tidak berbuah. Walaupun demikian  Allah Sang Pencipta dapat memberikan berbagai hal yang melawan apa yang ‘normal’ yang umumnya terjadi, karena memang Dialah pemilik dan pencipta kehidupan. Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya, karena mereka akan tetap menghasilkan buah walaupun bukan ‘musim’nya. Seperti itulah yang diharapkan akan keberadaan kita sebagai saksi Kristus, selalu ditunggu untuk tetap berbuah kasih,  menghasilkan perbuatan baik, memberikan perkataan baik, membangunkan semangat senantiasa. Berkarya bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik. Selalu, setiap saat dan tidak mengenal musim. Tidak tergantung apapun situasinya.

Tanpa sadar kita sering penuh dengan alasan bila terlibat dalam pelayanan dan dalam membangun relasi dengan Tuhan. Baru berdoa kalau ada masalah, baru ikut pertemuan lingkungan kalau diadakan dirumah sendiri, baru ikut Misa kalau dapat tempat duduk yang enak. Baru ikut koor kalau seragam disediakan, baru ikutan kepanityaan kalau pulsa dan transport tersedia. Dan banyak lagi litani ‘kalau’… itupun kalau doanya dijawab. Kita lupa bahwa Tuhan telah mencintai kita sehabis-habisnya tanpa syarat, tanpa ‘kalau’ bahkan saat kita masih belum mengenalNya, belum bertobat dan belum membalas kasihNya. Kita lupa bahwa orang-orang disekitar kitapun ada yang tetap mendoakan dan mengasihi kita tanpa syarat, tetap mengharapkan yang terbaik dari kita. Kalau saja kita terus menerus membangun relasi yang akrab dengan Tuhan, selalu berupaya mencari tahu dan mengenali kehadiranNya lewat setiap kondisi bahkan lewat setiap perjumpaan, maka seharusnya kita akan melatih diri kita untuk senantiasa memberikan buah-buah rohani yang banyak dinikmati orang-orang disekitar kita. Tanpa syarat, tanpa menunggu musim.

Yesus meminta kita tinggal di dalam Dia dan menjadi ranting-rantingNya. Yesus tidak meminta kita menjadi diri kita sendiri, menjadi pohon kita sendiri, tetapi menjadi bagian dari diriNya, menjadi ranting-rantingNya. Diluar kita tidak akan menghasilkan apa-apa. Menjadi ranting diluar Yesus saja tidak akan menghasilkan buah, apalagi menjadi pohon yang berdiri sendiri. Kita akan menjadi pohon yang tidak berbuah dan ditebang sang empunya lahan, yaitu Allah sendiri. Allah yang adalah Sang Empunya lahan menuntut buah, dan buah itu hanya bisa datang dari pohon Yesus Kristus itu sendiri. Kita hanya bisa berbuah sesuai dengan buah yang diinginkan Allah, yaitu buah-buah roh, kalau kita hidup didalam Yesus, dan Yesus didalam kita. Tanpa itu, buah yang kita hasilkan adalah buah-buah yang tidak disukai Allah. Seperti Apa Pohon dan Buah Anda?  Tuhan mengenal umat-Nya. Dia tahu mana yang sejati dan mana yang palsu. Yang palsu pada suatu hari akan terbongkar kepalsuannya, sama seperti semak duri yang tak berguna. Yang sejati, pada suatu hari akan nampak kesejatiannya, sama seperti buah ara atau anggur yang berguna bagi kehidupan.  Karena itu, ukuran kesejatian seorang anak Tuhan terletak pada kesetiaannya untuk terus menerus menghasilkan buah-buah kebenaran.*  AMIN.

BERITA PAPUA