728x90 AdSpace

atribusi

RENUNGAN

RENUNGAN

Rabu, 09 Juli 2014

Pelayanan Kesehatan Dogiyai Butuh Keseriusan Dinkes dan Tenaga Medis

DOGIYAI - Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. Sehingga diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.

Oleh karena rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan masyarakat yang padat modal, padat teknologi dan padat karya. Dalam pekerjaan sehari harinya melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai keahlian. Dan juga jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan sangat bergantung pada kapasitas dan kualitas tenaga di institusi pelayanan kesehatan.

“Namun selama ini Dinas Kesehatan Kabupaten Dogiyai selama ini dianggap kurang serius menangani berbagai kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini terbukti ketika selama ini banyak pasien mengeluh dengan kualitas pelayanan kesehatan,” kata Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Induk Kamuu Moanemani, Yanuarius Goo, beberapa waktu lalu di ruang kerjanya, di Dogiyai.

Namun, berdasarkan fakta di lapangan banyak hal yang harus dibenahi dituntut untuk dapat berperan aktif pada upaya pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal. Dan yang harus diperhatikan dalam pengembangan pelayanan kesehatan ini tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang dimilikinya berkualitas. Sebab berhasil atau tidaknya pelayanan kesehatan ini sangat tergantung kepada kualitas maupun peran aktif melayani masyarakat.

Pelayanan kesehatan di Kabupaten Dogiyai butuh keseriusan. Karena berbagai hal yang bersangkutan di Dinas Kesehatan, para tenaga medis sangat terlihat kurang serius dalam menangani pasien.

“Administrasi dan pelayanan, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, kamar operasi, pelayanan intensif, pelayanan perinatal resiko tinggi, pelayanan keperawatan, pelayanan anastesi, pelayanan radiologi, pelayanan farmasi, pelayanan laboratorium, pelayanan rehabilitasi medis, pelayanan gizi, rekam medic, pengendalian infeksi di rumah sakit, pelayanan sterilisasi sentral, pelayanan keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana, pemeliharaan sarana, pelayanan lain, perpustakaan tidak tertata secara baik,” papar Kaput Induk Dogiyai.

Sedangkan untuk pelayanan Puskesmas yang merupakan pelayanan kesehatan dasar yang amat penting dalam mendukung terwujudnya perubahan status pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal, namun dalam upaya pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar masih membutuhkan sarana pelayanan kesehatan. Karena masyarakat selaku konsumen dari pelayanan kesehatan dasar.

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Dogiyai harus melakukan upaya kesehatan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi. Serta kebijakan pemerintah daerah setempat yang tidak tepat sasaran. Sehingga kualitas maupun kuantitas pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan. Sehingga perlu ada perubahan secara besaran-besaran dalam metode pelayanan kesehatan di kabupaten ini.

Ia menjelaskan, berbagai indikator pelayanan kesehatan di Kabupaten Dogiyai yakni kondisi bangunan Puskesmas, ketersedian listrik 24 jam, alat kesehatan sesuai standar kecukupan sarana komputer, pelaksanaan perencanaan, pertemuan berkala lintas sektor, persentase penduduk miskin ditangani, cakupan desa siaga aktif, ketersediaan dan kecukupan air bersih, kecukupan tenaga kesehatan, ketersediaan obat sesuai standar, ketersediaan sarana transportasi, kecukupan dana operasional, pelaksanaan upaya kesehatan wajib, rujukan medis dan kesmas, pelaksanaan diskusi kasus (audit kasus), persentase penduduk ditangani, prosentase kemandirian posyandu.

Hal senada juga Ketua Lembaga Masyarakat Adat Suku Mee wilayah Kabupaten Dogiyai, Yopy Degei. Dirinya juga menyayangkan terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Dogiyai yang terkesan tidak ada perawat yang betah bekerja melayani pasien. Namun pada prinsipnya seluruh perawat dan dokter tidak ditempat, dan yang ada pun hanya memberikan obat generic yang standar. Sehingga warga Dogiyai lebih memilih berobat ke kabupaten tetanggga. (Herman Anouw)

Tidak ada komentar: