728x90 AdSpace

atribusi

RENUNGAN

RENUNGAN

Senin, 28 Juli 2014

Pohon di Tengah Taman Eden

Hampir semua orang Kristen dari anak sekolah minggu sampai orang tua, jika ditanya: Apa pohon yang ada di tengah taman Eden - akan menjawab: pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Itu adalah pohon larangan, dan jika dimakan buahnya nanti akan mati. Buah pohon itu yang dimakan oleh Adam dan Hawa pada saat jatuh dalam dosa sehingga diusir dari taman Eden. Itulah yang diajarkan oleh para guru sekolah minggu maupun khotbah di gereja.
Akan tetapi sebenarnya di tengah taman Eden bukan hanya terdapat pohon larangan itu saja! Ternyata Tuhan menempatkan satu pohon lagi yang terluput dari perhatian orang Kristen di sepanjang masa, yaitu : POHON KEHIDUPAN!
Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan POHON KEHIDUPAN di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (: POHON KEMATIAN). (Kejadian 2:9)
Jadi di tengah taman Eden, Tuhan menempatkan DUA POHON yang memiliki dua karakter yang bertolak belakang yaitu :
1. Pohon Kehidupan
2. Pohon Kematian (Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat)
Pohon Kehidupan
Pohon kehidupan ini sebenarnya jauh lebih penting dan berguna daripada Pohon Kematian, karena jika Adam/Hawa memakan buahnya maka mereka akan hidup selama-lamanya.
Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." (Kejadian 3:22)
Begitu pentingnya pohon kehidupan ini, sehingga ketika Adam dan Hawa diusir keluar dari taman Eden maka Tuhan merasa perlu untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan dengan beberapa malaikat dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar agar manusia yang telah jatuh dalam dosa tidak bisa mendatangi dan memakan buahnya.
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. (Kejadian 3:24)
Jadi yang dijaga oleh malaikat bukan jalan ke taman Eden seperti yang biasa diceritakan oleh guru-guru sekolah minggu, tetapi jalan di sebelah timur taman Eden yang menuju ke pohon kehidupan.
Pohon larangan
Ketika Tuhan memberi perintah mengenai pohon yang ada di tengah taman Eden, ternyata larangan memakan hanya berlaku bagi satu pohon saja, yaitu : pohon kematian (pohon pengetahuan yang baik dan jahat), sedangkan buah pohon kehidupan tidak dikenai larangan itu.
Jadi sebetulnya Adam dan Hawa diperbolehkan untuk makan buah pohon kehidupan supaya bisa hidup kekal. Akan tetapi apa yang terjadi?
Selama Adam melaksanakan kehidupan awalnya, dengan memberi nama satu persatu bagi binatang-binatang yang datang padanya sampai sesudah mendapat pasangan hidup (Hawa), manusia tidak mempunyai keinginan untuk mengulurkan tangannya terhadap buah pohon kehidupan. Justru sebaliknya mereka memilih untuk makan buah pohon kematian mengikuti bujukan iblis. Sungguh ironis!
Dua pohon di tengah taman Eden
Mengapa Tuhan menempatkan dua pohon di tengah taman Eden, yaitu pohon kehidupan dan pohon kematian? Tujuannya adalah supaya manusia dengan kehendak bebasnya memilih: kehidupan atau kematian. Tentu saja, Tuhan ingin agar manusia memilih kehidupan daripada kematian. Tuhan menciptakan manusia supaya manusia mengasihi Allah dengan seluruh kehendak bebas dan segenap hatinya, bukan dengan sedih hati atau paksaan.
Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya - Manusia dengan kehendak bebasnya lebih memilih pohon kematian. Manusia memilih kematian daripada kehidupan.
Kehidupan dan kematian
Ternyata di dunia ini Tuhan masih saja memberikan dua pilihan seperti pada saat manusia tinggal di taman Eden yaitu : kehidupan dan kematian. Tuhan ingin, manusia memilih kehidupan yang diberikan Tuhan dengan kehendak bebasnya, dengan sepenuh hatinya bukan dengan paksaan.
Akan tetapi sejarah manusia membuktikan, bahwa manusia lebih memilih kematian daripada kehidupan.
Kain memilih membunuh Habel, walaupun sudah diperingatkan Tuhan untuk melawan dosa
Manusia seluruh dunia lebih memilih kematian, sekalipun selama puluhan tahun Nuh menyampaikan kabar keselamatan supaya masuk ke dalam bahtera yang sedang dibuatnya.
Bangsa Israel di padang gurun memilih kematian, dengan mempercayai 10 orang pengintai daripada Kaleb dan Yosua – sehingga semua laki-laki dewasa habis mati selama 40 tahun di padang gurun.
Musa dengan tegas dan jelas menawarkan kepada seluruh bangsa Israel sebelum masuk ke tanah perjanjian : pilihlah kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Tetapi bangsa Israel di tanah Kanaan lebih memilih kematian daripada memilih kehidupan yang disampaikan oleh Musa dan Yosua, sehingga Tuhan memberikan berbagai hukuman melalui bangsa-bangsa di sekitarnya dan menolong melalui para hakim.
Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu (Ulangan 30:19)
Raja-raja Israel memilih kutuk dan kematian, sekalipun Tuhan menawarkan kehidupan dan berkat yang berkelimpahan. Raja-raja israel memilih kematian dengan sujud menyembah berhalam dan akhirnya kerajaan Israel harus dibuang ke Asyur dan kerajaan Yehuda ke Babel.
Di Perjanjian Baru, Tuhan menawarkan supaya manusia memilih jalan, kebenaran dan hidup dengan beriman kepada Tuhan Yesus. Tetapi manusia memilih kematian dengan menyalibkanNya.
Sampai sekarang di gereja, Tuhan tetap menawarkan kehidupan dengan setia menjadi pelaku Firman Tuhan serta bertahan menang untuk memperoleh mahkota kehidupan. Tetapi lebih banyak orang Kristen yang memilih kematian dengan hidup bertekun dalam dosa dan kecemaran hidup serta dengan bangga berkata : sekali selamat tetap selamat.
Alkitab menubuatkan - di akhir jaman sekalipun, pada saat dunia dihukum dengan berbagai-bagai malapetaka dan penyakit, Tuhan menawarkan supaya manusia memilih kehidupan dengan bertobat - ternyata manusia tetap lebih memilih kematian dengan tidak mau bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.
Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan (Wahyu 9:20)
Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia. (Wahyu 16:9)
dan mereka menghujat Allah yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka. (Wahyu 16:11)
Di mana pohon kehidupan
Sekarang, pohon kehidupan bisa ditemui di surga di samping kanan dan kiri sungai yang ada di tengah jalan Kota Kudus. Pohon-pohon kehidupan itu berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. (Wahyu 22:2)
Setiap orang yang memilih kehidupan dengan percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan setia menjadi pelaku Firman memiliki hak atas pohon kehidupan dan masuk melalui pintu gerbang surga.
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. (Wahyu 22:14)
---
Saat ini, Tuhan tetap menawarkan dua pilihan kepada kita sama seperti pilihan yang diberikan kepada Adam dan Hawa, yaitu : kehidupan atau kematian, berkat atau kutuk. Apakah kita dengan kehendak bebas dan sepenuh hati lebih memilih kehidupan daripada kematian, lebih memilih berkat daripada kutuk?
Dengan pertolongan Roh Kudus dan kasih Kristus, sebaiknya kita beserta keluarga memilih kehidupan supaya kita hidup, baik kita maupun keturunan kita dengan mengasihi Tuhan, mendengarkan suaraNya dan berpaut padaNya.
Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN

Tidak ada komentar: