728x90 AdSpace

atribusi

RENUNGAN

RENUNGAN

Jumat, 13 April 2018

BAGAIMANA PUTRA SEORANG PENJAHIT NAIK KE TAMPUK KEKUASAAN DI JANTUNG KELAPA SAWIT INDONESIA



Darwan Ali, Ahmad Ruswandi, adalah seorang mahasiswa berusia 21 tahun

BAGAIMANA PUTRA SEORANG PENJAHIT NAIK KE TAMPUK KEKUASAAN DI JANTUNG KELAPA SAWIT INDONESIA
Putra Darwan Ali, Ahmad Ruswandi, adalah seorang mahasiswa berusia 21 tahun ketika ribuan pengunjuk rasa menduduki parlemen Indonesia pada tahun 1998, menuntut pengunduran diri dari presiden lama Suharto. Krisis keuangan regional telah menyebabkan rupiah jatuh bebas, merampas diktator kemampuannya untuk menulis tentang ketidaksetaraan yang mendalam. Pertumbuhan ekonomi, serta kemauan untuk menggunakan tentara untuk memaksakan kontrol kekerasan, telah berfungsi sebagai landasan rezimnya. Tetapi ketika ekonomi ambruk, persediaan makanan hilang dan para perusuh memenuhi jalan-jalan nasional, dia ditinggalkan oleh sekutu-sekutunya, dan akhirnya berhenti.
Selama tiga dekade Suharto telah menempatkan seluruh sektor ekonomi di tangan sanak saudaranya dan kroni-kroninya. Dia secara resmi dituduh menggelapkan ratusan juta dolar dana negara melalui jaringan amal, meskipun dia berhasil mengaku terlalu sakit untuk diadili. Penyelidikan majalah Time memperkirakan bahwa keluarga telah mengumpulkan kekayaan 15 miliar. Transparency International menempatkannya sebagai pemimpin paling korup di dunia.
Dalam kekosongan kepemimpinan yang mengikuti pengunduran dirinya, negara terancam pecah. Sebuah negara-bangsa yang tidak masuk akal yang terdiri dari banyak orang etnis dan bahasa yang berbeda-beda, yang hidup di ribuan pulau, Indonesia telah disatukan oleh aturan yang dipaksakan secara militer dan sangat terpusat. Birokrasi didominasi oleh orang Jawa, orang-orang dari pulau padat penduduk yang memberikan negara dengan identitas budaya de fakto. Ketika dominasi mereka terkikis, identitas yang telah lama ditindas muncul kembali sebagai kekuatan yang kuat. Tanpa pusat gravitasi berat yang diberikan Suharto di Jakarta, daerah mulai berputar keluar dari orbit kontrolnya.
Perebutan kekuasaan untuk menggantikan otoritas rezim Suharto mengokohkan kekerasan sektarian di seluruh nusantara. Pemberontakan separatis meningkat di Aceh dan Papua. Orang Kristen dan Muslim saling membantai di Kepulauan Maluku. Di Kalimantan, bagian Borneo di Indonesia, gagasan bahwa orang-orang Dayak pribumi telah diinjak-injak digunakan untuk menimbulkan kekerasan terhadap para migran di kota Sampit. Di mana-mana, tujuannya adalah mengendalikan sumber daya.
Hadiah yang diberikan bagi mereka yang bisa naik ke puncak adalah bagian dari harta kekayaan alam Indonesia yang sangat besar. Kepulauannya terletak di atas logam mulia dan bahan bakar fosil, dan dilapisi hutan hujan tropis yang dipenuhi dengan kayu berharga. Selama tiga dekade, semua orang telah melihat, tanpa daya, karena pendapatan dari eksploitasi sumber daya ini mengalir keluar dari pulau-pulau, ke Jakarta dan rekening pribadi keluarga dan kroni Suharto. Sekarang mereka diperebutkan.

Dalam lingkungan yang bergejolak inilah Darwan Ali muncul sebagai kekuatan politik. Darwan dibesarkan di sebuah desa Muslim yang kukuh di tepian Sembuluh, sebuah danau luas di jantung distrik Kotawaringin Timur, di Kalimantan Tengah, provinsi terbesar di Borneo Indonesia. Asal-usulnya tetap misterius bahkan bagi mereka yang telah mempelajari daerah itu, tetapi seorang penatua dari komunitas yang sama mengatakan kepada kami bahwa dia lahir pada awal 1950-an menjadi keluarga biasa. Orang tuanya adalah penjahit yang juga mengolah sebidang kecil karet, dan menamai anak laki-laki mereka yang lain Dardi, Darlen, Darhod dan Darwis. Pada 1990-an, Darwan beroperasi di ibukota distrik, Sampit, pada saat ekonomi lokal sangat bergantung pada penebangan. Kayu keras yang berharga diekstraksi dari hutan yang pernah menyelubungi seluruh pulau. Kayu itu dilayang ke hilir ke Sampit untuk diproses dan diekspor.

Tidak ada komentar: