Sumber Google |
MENGALIHKAN INTI
PERLAWANAN RAKYAT PAPUA, TERUTAMA MILITER
Dengan menaikan opini "pembebasan sandera",
Indonesia pikir mampu mengalihkan inti perlawanan rakyat Papua, terutama
militer TPN.PB terhadap PT. Freeport dan kolonial Indonesia. Ini sama persis
dengan siasat pengalihan isu pada kasus 16 Maret 2006, dimana lima anggota polisi dikorbankan dalam aksi blokade
tutup Freeport depan Uncen Abepura. Esensi perlawanan rakyat melawan Freeport
dan tuntutan referendum dialihkan, lalu prajurit TNI/Polri dan Rakyat West
Papua dikorbankan demi uang, pangkat dan
jabatan dari petinggi militer dan polisi kolonial Indonesia.
Rakyat Indonesia itu patron pada pembentukan opini
media. Mind set mereka sudah dibius dengan NKRI harga mati, sebuah jargon
kosong tanpa makna. Mereka lebih percaya kebohongan polisi dan media, tanpa
memahami esensi perjuangan bangsa Papua. Tahukah mereka apa yang rakyat Papua
dapat dari kehadiran PT. Freeport? Mereka tidak tahu warga kampung Banti dan
Kimbeli, pemilik gunung emas itu dimiskinkan Freeport, mengais limbah racun,
rumah kumuh, tak punya listrik, bahkan air bersih. Bayangkan Freeport
perusahaan tambang raksasa dunia berpenghasilan 114 milyar rupiah perhari dan
70 triliun pertahun itu tak bisa buat apa-apa untuk kampung disekitarnya.
Walau begitu, kami rakyat Papua tidak mengeluh,
apalagi meminta hasil bagi. Kami tidak memberontak demi saham. Kami berjuang
karena demi Freeport hak politik bangsa Papua digadaikan dalam konspirasi
ekonomi politik antara kolonial Indonesia dan Imperialis Amerika Serikat. Batin
kami hancur ketika gunung, hutan, sungai dan isinya habis hancur. Lantas,
haruskan rakyat Indonesia mendukung penguasa kolonial dan kapitalis yang sibuk
hitung untung rugi hasil bagi saham PT. Freeport Indonesia, tatkala melanjutkan
eksploitasi bawah tanah?
Pengalaman perjuangan bangsa Papua melawan
imperialisme dan kolonialisme bukan hal baru dalam sejarah umat manusia.
Bacalah sejarah ekspansi dan eksploitasi imperialisme (kolonialisme) di benua
Afrika, Amerika Latin, Bougenvile, dll. Disana anda akan tahu aktor dan metode
hegemoi dan propagandanya, Cap teroris, separatis, kriminal, dipropagandakan
untuk menarik legitimasi pubilk, lalu publik membenarkan operasi pembunuhan
kelompok perjuangan lalu mendukung dan mengamankan eksploitasi SDA.
"Kami telah menolak Freeport. Perjuangan ini
sudah dan akan terus berlanjut hingga West Papua kembali berdaulat sebagai
sebuah negara", begitu kata-kata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar