Photo Korban |
Bupai Dogiyai Yakobus Dumupa mendampingi, Kadis Kamuu Moses Tebai, Kapolsek Kamuu Ngarifin,TNI dan Brimob serta, beberapa kepala Dinas turun damaikan aksi brutal sekitar jam 09.00 malam di kampung Mauwa, distrik Kamuu Kabupaten Dogiyai, Papua.
Toko muda Agus Goo mengatakan, pihak keamanan telah membuat kepanikan terhadap warga pada malam hari.
“Sepanjang malam tembakan berturut sekitar jam 09.00 WIT, di kampung Mauwa, distrik kamuu, itu membuat masyarakat sekitar kota ketakutan dan kepanikan sejak malam. Bagaimana bisa aparatur yang seharusnya menjaga keamanan malah bentrokan dan membuat gangguan keamanan bagi masyarakat,” ujar Goo kepada wartawan Jumat (7/08/2018).
Goo menjelaskan, kronologis terjadinya bentrok antar warga dan pihak keamanan.
“Dalam kasus kerusuhan di Mauwa, sekelompok pemuda duduk lalu beli ayam potong yang sedang jual samping jembatan kali Mauwa, sekelompok pemuda bakar ayam diatas jembatan mauwa tiba-tiba mobil lintas arah ke paniai atau deiyai mereka teriak, setelah itu mobil putar balik lapor polisi langsung tembakan keluar maka pemuda tidak terima langsung lempar batu kearah polisi maka dalam kasus bentrok di kampung Mauwa dua orang pemuda kena tebakan peluru,” ujarnya.
Ia mengatakan, bentrokan tersebut mengakibatkan 2 pemuda terkena peluru polisi dan telah dilarikan ke rumah sakit.
“Dalam bentrokan antara polisi dengan pemuda itu dua pemuda kena tembakan peluru masih krisis terkena bagian lutut dan pipi Geri Goo umur (20) larikan ke rumah sakit Nabire dan Rudy Auwe,umur (21) kena sebelah lutut katanya,” tutur
Kapolsek Kamuu, Ngarifin memberikan penjelasan yang berbeda terkait insiden tersebut. Dan mengaku warga mabuk dan membuat keributan, dan membongkar kios akibatnya, polisi menembaki korban.
“Warga masyarakat sekitar kampung mauwa telpon pihak keamanan polisi. Sekelompok pemuda Kampung Mauwa pesta miras diatas jembatan, lalu sedang bongkar kios akhirnya kerahkan anggota polisi ke kampung Mauwa, dari dekat jembatan melihat banyak pemuda mabuk langsung tembakan peringatan arah gunung, pemuda tidak terima langsung lempar dengan batu arah ke pihak polisi dan mobil rusak lalu kami tidak terima tembak bagian lutut dua orang kena peluru karet, satu orang larikan kerumah sakit di Nabire tadi malam,” ungkapnya.
Selain itu Kapolsek bukannya meminta maaf namun, menyalahkan pemerintah yang tidak membuat Perda pelarangan miras di Dogiyai.
“Kapolsek kamuu juga meminta kepada eksekutif dan legislatif pemerintah kabupaten Dogiyai, segera tetapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Miras percepat dalam tahun ini, dan kami pihak keamanan tidak tegas karena dasar hukum Perda tidak ada di Dogiyai,” tegas.
Di kesempatan tersebut Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa meminta agar masyarakat tidak lagi mengkonsumsi miras lalu memalang jalan trans Nabire-Paniai. Selain itu Ia meminta tidak ada lagi yang menjual miras di daerahnya.
“Kami meminta kepada pemuda Dogiyai, dilarang miras dan dilarang palang mobil di jalan raya trans di Dogiyai serta, dilarang jual minuman keras beralkohol di Dogiyai, terutama pihak keamanan, pihak pendatang dan masyarakat Dogiyai karena, banyak pemuda korban gara-gara minuman keras dan jangan mencuri barang-barang orang di wilayah Kabupaten Dogiyai “ujar.
Penyelesaian perdamaian antara pemuda dan pihak keamanan akibat bentrok semalan, bupati Dogiyai turun langsung dengan pihak keamanan dan pemuda Dogiyai di kampung Mauwa, perdamaian pun langsung terjadi antara kedua belah pihak di tempat kejadian saat pagi dengan aman dan damai.
Bupati juga dengan tegas mengatakan, akan tetapkan perda saat sidang anggaran perubahan.
“Pertimbangan selama ini banyak pemuda Dogiyai meninggal gara-gara minuman keras kami eksekutif dan legislatif pemerintah kabupaten Dogiyai tetapkan perda tentang miras beralkohol pada saat sidang anggaran perubahan dalam tahun ini,” tegas Bupati Dogiyai,” tegasnya.
Dumupa juga meminta agar adanya budaya saling menghargai antara pendatang maupun masyarakat asli setempat, guna menjaga keamanan dan ketertiban bersama.
“Saya meminta kepada seluruh lapisan masyarakat kabupaten Dogiyai, harus baku menghargai dan menghormati sesama manusia baik pendatang maupun orang asli Dogiyai di Papua. Kita hidup dengan aman dan damai serta sejahtera di Dogiyai, maka semua masyarakat beraktivitas seperti biasa di kampung mauwa dan sekitarnya yang kena peluru kami pemda akan bertanggung jawab berobat di rumah sakit di nabire,” tutup Dumupa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar