Photo Dok AMP komite kota semarang jateng |
TETAP DIJALAN UNTUK MELAWAN DAN MELAWAN
Kami berjalan mundur menghitung waktu
Mengulang realita tentang masa lalu
Kami dalam bekap seorang ibu
Menjelma menjadi wajah yang pilu
Kami terlontar dalam hamparan lapang tanah jalanan
Menerobos, dalam pekat malam tanpa rembulan
Kami pun membuka mata, membuka pikiran
Lalu muncul berbagai macam pertanyaan
Kami terus berlari tanpa henti
Mencari hati, nurani, dan harga diri
Mencari raga yang sudah mulai terkebiri
Oleh mereka yang dikuasai nafsu ingin memiliki
Kami terlonjak, meradang, gemetar
Lalu kami bertanya pada bebatuan
Pada jalanan yang mulai berlubang
Pada tembok yang penuh dengan coretan
Siapa kami?
Siapa diri kami?
Siapa orang yang menitipkan rupa wajah pada kami?
Tapi bukan jawaban yang kami dapat
Hanya lorong panjang jalanan kota yang memandang
Dengan sedikit meradang
Tanpa kata, tanpa pernyataan...
Namun kami akan tetap dijalan
Untuk melawan dan melawan
Sampai menemukan harga diri kami yang sebenarnya.
“ANAK JALANAN”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar