728x90 AdSpace

atribusi

RENUNGAN

RENUNGAN

Senin, 11 Agustus 2014

Perbaikan Puskesmas Meningkatkan Pelayanan Kesehatan

usat Kesesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang bagus, bersih, dan nyaman, merupakan dambaan masyarakat. Untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada masyarakat, dalam dua tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, melakukan pembangunan dan rehab Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), peningkatan Pustu menjadi Puskesmas, serta pembanguanan gedung persalinan Poned (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) di lingkungan Puskesmas. Pada tahun 2011 dilakukan pembangunan 2 unit Puskesmas,  pembangunan 5 unit Pustu, rehab 6 unit Pustu, peningkatan 1 Pustu menjadi Puskesmas, dan pembangunan 11 gedung Puskesmas Poned dengan total anggaran sebesar Rp 9,92 miliar yang berasal dari APBD Kabupaten Cirebon dan APBD Provinsi Jawa Barat. Sedangkan pada tahun 2012 dilaksanakan pembangunan 13 Puskesmas dan 9 Puskesmas Poned dengan total anggaran sebesar  Rp 11,59 miliar yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK), APBD Provinsi Jawa Barat, dan APBD Kabupaten Cirebon. Dengan  demikian pada periode 2011 – 2012 total dana yang dikucurkan sebesar Rp 21,51 miliar.
Tahun 2011 Puskesmas yang dibangun adalah Puskesmas Plered dengan anggaran Rp 850 juta, dan Puskesmas Watubelah dengan anggaran Rp 850 juta. Sedangkan Pustu yang dibangun adalah Pustu Cempaka dengan anggaran Rp 165 juta, Pustu Matangaji Rp 165 juta, Pustu Gintung Tengah dengan anggaran Rp 165 juta, dan Pustu Walahar Rp 165 juta. Sementara itu Pustu yang direhab meliputi Pustu Cikulak Kidul, Pustu Japura Lor, Pustu Gemulung Lebak, Pustu Sarwadadi, Pustu Cipanas, dan Pustu Ambit dengan masing-masing anggaran Rp 100 juta. Di tahun 2011 juga dilakukan pengembangan Pustu Cisaat menjadi Puskesmas Sindang Jawa dengan anggaran Rp 650 juta. Selain itu dibangun pula gedung Poned di Puskesmas Babakan dengan anggaran Rp 534,30 juta, gedung Poned di Puskesmas Beber dengan anggaran Rp 579,82 juta, gedung Poned di Puskesmas Gegesik dengan anggaran Rp 578,03 juta, gedung Poned di Puskesmas Kubang Deleg dengan anggaran Rp 592,64 juta, gedung Poned di Puskesmas Klangenan dengan anggaran Rp 573,41 juta, gedung Poned di Puskesmas Mundu dengan anggaran Rp 534,30 juta, gedung Poned di Puskesmas Tersana dengan anggaran Rp 618,56 juta, gedung Poned di Puskesmas Sedong dengan anggaran Rp 537,03 juta, gedung Poned di Puskesmas Watubelah dengan anggaran Rp 534,30 juta, gedung Poned di Puskesmas Plered dengan anggaran Rp 534,30 juta, dan gedung Poned di Puskesmas 534,30 juta.
Tahun 2012 Puskesmas yang dibangun antara lain Puskesmas Gebang dengan anggaran Rp 761,45 juta, Puskesmas Sedong dengan anggaran Rp 570,96 juta, Puskesmas Karangsari dengan anggaran Rp 565,75 juta, dan Puskesmas Susukan dengan anggaran Rp 588,42 juta. Sedangkan gedung Poned yang dibangun antara lain gedung Poned di Puskesmas Ciledug dengan anggaran Rp 555,14 juta, gedung Poned di Puskesmas Karangsembung dengan anggaran Rp 550,53 juta, gedung Poned di Puskesmas Kamarang dengan anggaran Rp 547,87 juta, dan gedung Poned di Puskesmas Kedaton dengan anggaran Rp 544,87 juta.
Pembangunan dan perbaikan Puskesmas, telah mengubah wajah sarana kesehatan bagi masyarakat tersebut, menjadi lebih bersih dan rapi.  Beberapa Puskesmas yang sebelumnya hanya satu tingkat, direhab total menjadi dua tingkat, sehingga terlihat megah dan lebih luas.  Secara keseluruhan, sarana kesehatan di Kabupaten Cirebon meliputi 7 rumah sakit, 56 Puskesmas, 66 Pustu, 397 Poskesdes, dan 2.509 Posyandu. Sementara, jumlah tenaga kesehatan terdiri dari 111 dokter umum, 54 dokter spesialis, 806 perawat, 854 bidan, dan tenaga non medis 325 orang.
Penduduk Kabupaten Cirebon yang berekonomi lemah mendapat pelayanan berobat gratis melalui Jaminan  Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sejak tahun 2005 di rumah sakit milik pemerintah kelas III dan Puskesmas. Anggaran Jamkesmas tahun 2012 sebesar Rp 17,1  miliar untuk 816,9 ribu jiwa. Penduduk miskin yang tak masuk dalam  daftar Jamkesmas diakomodir dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda) yang dibiayai APBD Kabupaten Cirebon dan APBD Provinsi Jawa Barat. Tahun 2012 dialokasikan anggaran Jamkesda sebesar Rp 12,85 miliar untuk 5.374 jiwa. Sementara itu penduduk miskin yang tak masuk dalam daftar Jamkiesmas dan Jamkesda tetap mendapat pengobatan gratis dengan menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu yang dikeluarkan oleh lurah atau kepala desa.
Pelayanan kesehatan gratis di Cirebon telah membantu menurunkan angka kematian ibu tahun 2010 sebanyak 49 kasus menjadi 38 kasus pada tahun 2011. Jumlah kematian bayi tahun 2010 sebanyak 231 kasus dan menurun menjadi 222 kasus pada tahun 2011. Jumlah balita gizi buruk tahun 2010 sebanyak 2.852 kasus dan menurun menjadi 2.613 kasus pada tahun 2012.
Berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan mendapat tanggapan positif dari masyarakat salah satunya di Puskesmas Gebang. Saat ini Puskesmas direhab total menjadi dua lantai dan pembangunannya telah mencapai 80%. Puskesmas Gebang sebelumnya hanya melayani pasien rawat jalan.  Dengan rehab total saat ini rencana untuk gedung yang baru akan ditingkatkan pelayanannya dengan memberikan fasilitas rawat inap, karena selama ini banyak pasien yang sudah dirujuk ke Rumah Sakit dari Puskesmas ini untuk mendapatkan tindakan yang mengharuskan pasien harus rawat inap.  Dengan desain gedung yang semula hanya satu lantai, kini Puskesmas Gebang menjadi dua lantai sehingga diharapkan dapat melayani pasien yang harus rawat inap.  Sama halnya dengan pasien rawat jalan, kunjungan rata-rata 80 - 100 pasien setiap  harinya.  Jumlah ini cukup besar, karena memang lokasinya berada di jalan Pantura yang memudahkan akses masyarakat menuju ke Puskesmas ini. Sebelumnya, dengan banyaknya kunjungan, dan kurang memadainya gedung, kerap kali pasien menunggu sampai di luar gedung, tidak jarang pihak Puskesmas memasang tenda untuk melindungi dari terik matahari atau hujan.  Sementara gedung Puskesmas sedang dibangun, pelayanan dialihkan ke gedung Poned yang terletak di samping Puskesmas, dan kini juga berfungsi melayani pasien umum dari pagi hingga pukul dua siang. Selain di gedung Poned, pelayanan kesehatan juga diberikan di sebuah bangunan darurat yang dindingnya terbuat dari papan.
Gedung Poned di Puskesmas Gebang sudah ada sejak tahun 2011 yang berfungsi memberikan pelayanan kepada ibu hamil dan menyusui selama 24 jam. Gedung Poned dibangun untuk mendukung program Jampersal, yang semula pelayanan ini termasuk dalam pelayanan di poli KIA (Klinik Ibu dan Anak) digabung dengan pelayanan poli lainnya di satu gedung Puskesmas, kini menjadi gedung sendiri.
Rana, seorang pasien di Puskesmas Gebang, mengaku puas dengan pelayanan di Puskesmas tersebut. Ia berobat karena sakit pinggang dan dilayani dengan cepat. “Selain gratis, saya juga terkesan dengan kerja dokter dan perawat yang cepat melayani pasien,” kata pria yang bekerja sebagai tukang jahit ini. Dia berharap apabila pembangunan Puskesmas Gebang telah selesai semakin meningkatkan pelayanan.
Sementara itu Puskesmas Sedong juga masih dalam tahap pembangunan ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas Poned sejak setahun yang lalu. Untuk sementara pelayanan pasien umum dialihkan ke sebuah rumah yang disewa di depan Puskesmas Sedong. Sedangkan pasien hamil atau melahirkan tetap dilayani di gedung Poned yang berada di kompleks Puskesmas Sedong.
Yaya, pasien di Puskesmas Sedong, melahirkan seorang anak perempuan yang berbobot 2,7 kg pada hari Kamis (22/11/2012). Bayi itu anak pertamanya. Ia melahirkan gratis melalui program Jaminan Persalinan (Jampersal). “Berkat Jampersal saya bisa melahirkan gratis, terjamin dan menempati gedung yang bagus ini,” kata istri kuli bangunan ini.
Program Jampersal juga dinikmati Iin yang melahirkan seorang bayi laki-laki di RSUD Waled. Anak pertamanya yang kini berusia empat tahun lahir melalui jasa bidan desa. “Lebih enak melahirkan di rumah sakit karena saya dilayani dengan baik,” kata isteri penjual martabak ini.
 Secara nasional pelayanan kesehatan gratis  bagi masyarakat kurang mampu telah dilaksanakan sejak tahun 2005. Pemerintah melaksanakan  program pengobatan gratis bagi rakyat miskin di seluruh Indonesia yang tercatat dalam database Badan Pusat Statistik (BPS) melalui program Jamkesmas, sehingga bisa dirawat di rumah  sakit kelas III milik pemerintah dan Puskesmas.  Anggaran Jamkesmas meningkat dari Rp 6,3 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 7,55 triliun pada tahun 2012. Dana tersebut ditujukan untuk   memberikan pelayanan kesehatan gratis, serta membebaskan biaya persalinan bagi ibu hamil, di mana tahun 2011 sebanyak 1.593.456 orang  telah mendapat persalinan gratis melalui Jampersal.
Bagi rakyat miskin yang tidak masuk kuota Jamkesmas ditangani melalui program Jamkesda yang dibiayai oleh Pemda. Selain itu beberapa kabupaten/kota dan provinsi bahkan telah menggratiskan biaya pengobatan untuk seluruh warga.
Pemerintah juga melaksanakan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke seluruh Puskesmas. Penyaluran dana BOK dimaksudkan untuk meningkatkan upaya kesehatan promotif dan preventif. Pemerintah telah meningkatkan anggaran BOK pada tahun 2010 berjumlah Rp 215,2 miliar untuk 17 provinsi menjadi Rp 904,5 miliar pada tahun 2011 untuk 8.967 Puskesmas di 33 provinsi.
Untuk memenuhi tenaga kesehatan yang belum tercukupi, pada tahun 2011 Pemerintah telah mengangkat 10.810 PTT yang terdiri dari 2.425 dokter, 504 dokter gigi, dan 7.881 bidan. Jadi total sampai dengan tahun 2011 berjumlah 39.452 orang. Pemerintah bekerjasama dengan 13 fakultas kedokteran negeri melaksanakan Program Intersip Dokter di mana selama tahun 2010 sebanyak 401 dokter telah menyelesaikan program, dan pada tahun 2011 diikuti sebanyak 1.141 dokter.

Tidak ada komentar: