usat Kesesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang bagus, bersih, dan
nyaman, merupakan dambaan masyarakat. Untuk mengoptimalkan pelayanan
kesehatan pada masyarakat, dalam dua tahun terakhir, Pemerintah
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, melakukan pembangunan dan rehab
Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), peningkatan Pustu menjadi
Puskesmas, serta pembanguanan gedung persalinan Poned (Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) di lingkungan Puskesmas. Pada tahun
2011 dilakukan pembangunan 2 unit Puskesmas, pembangunan 5 unit Pustu,
rehab 6 unit Pustu, peningkatan 1 Pustu menjadi Puskesmas, dan
pembangunan 11 gedung Puskesmas Poned dengan total anggaran sebesar Rp
9,92 miliar yang berasal dari APBD Kabupaten Cirebon dan APBD Provinsi
Jawa Barat. Sedangkan pada tahun 2012 dilaksanakan pembangunan 13
Puskesmas dan 9 Puskesmas Poned dengan total anggaran sebesar Rp 11,59
miliar yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK), APBD Provinsi Jawa
Barat, dan APBD Kabupaten Cirebon. Dengan demikian pada periode 2011 – 2012 total dana yang dikucurkan sebesar Rp 21,51 miliar.
Tahun
2011 Puskesmas yang dibangun adalah Puskesmas Plered dengan anggaran Rp
850 juta, dan Puskesmas Watubelah dengan anggaran Rp 850 juta.
Sedangkan Pustu yang dibangun adalah Pustu Cempaka dengan anggaran Rp
165 juta, Pustu Matangaji Rp 165 juta, Pustu Gintung Tengah dengan
anggaran Rp 165 juta, dan Pustu Walahar Rp 165 juta. Sementara itu Pustu
yang direhab meliputi Pustu Cikulak Kidul, Pustu Japura Lor, Pustu
Gemulung Lebak, Pustu Sarwadadi, Pustu Cipanas, dan Pustu Ambit dengan
masing-masing anggaran Rp 100 juta. Di tahun 2011 juga dilakukan
pengembangan Pustu Cisaat menjadi Puskesmas Sindang Jawa dengan anggaran
Rp 650 juta. Selain itu dibangun pula gedung Poned di Puskesmas Babakan
dengan anggaran Rp 534,30 juta, gedung Poned di Puskesmas Beber dengan
anggaran Rp 579,82 juta, gedung Poned di Puskesmas Gegesik dengan
anggaran Rp 578,03 juta, gedung Poned di Puskesmas Kubang Deleg dengan
anggaran Rp 592,64 juta, gedung Poned di Puskesmas Klangenan dengan
anggaran Rp 573,41 juta, gedung Poned di Puskesmas Mundu dengan anggaran
Rp 534,30 juta, gedung Poned di Puskesmas Tersana dengan anggaran Rp
618,56 juta, gedung Poned di Puskesmas Sedong dengan anggaran Rp 537,03
juta, gedung Poned di Puskesmas Watubelah dengan anggaran Rp 534,30
juta, gedung Poned di Puskesmas Plered dengan anggaran Rp 534,30 juta,
dan gedung Poned di Puskesmas 534,30 juta.
Tahun 2012 Puskesmas
yang dibangun antara lain Puskesmas Gebang dengan anggaran Rp 761,45
juta, Puskesmas Sedong dengan anggaran Rp 570,96 juta, Puskesmas
Karangsari dengan anggaran Rp 565,75 juta, dan Puskesmas Susukan dengan
anggaran Rp 588,42 juta. Sedangkan gedung Poned yang dibangun antara
lain gedung Poned di Puskesmas Ciledug dengan anggaran Rp 555,14 juta,
gedung Poned di Puskesmas Karangsembung dengan anggaran Rp 550,53 juta,
gedung Poned di Puskesmas Kamarang dengan anggaran Rp 547,87 juta, dan
gedung Poned di Puskesmas Kedaton dengan anggaran Rp 544,87 juta.
Pembangunan
dan perbaikan Puskesmas, telah mengubah wajah sarana kesehatan bagi
masyarakat tersebut, menjadi lebih bersih dan rapi. Beberapa Puskesmas
yang sebelumnya hanya satu tingkat, direhab total menjadi dua tingkat,
sehingga terlihat megah dan lebih luas. Secara keseluruhan,
sarana kesehatan di Kabupaten Cirebon meliputi 7 rumah sakit, 56
Puskesmas, 66 Pustu, 397 Poskesdes, dan 2.509 Posyandu. Sementara,
jumlah tenaga kesehatan terdiri dari 111 dokter umum, 54 dokter
spesialis, 806 perawat, 854 bidan, dan tenaga non medis 325 orang.
Penduduk
Kabupaten Cirebon yang berekonomi lemah mendapat pelayanan berobat
gratis melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sejak tahun
2005 di rumah sakit milik pemerintah kelas III dan Puskesmas. Anggaran
Jamkesmas tahun 2012 sebesar Rp 17,1 miliar untuk 816,9 ribu jiwa.
Penduduk miskin yang tak masuk dalam daftar Jamkesmas diakomodir dalam
Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda) yang dibiayai APBD
Kabupaten Cirebon dan APBD Provinsi Jawa Barat. Tahun 2012 dialokasikan
anggaran Jamkesda sebesar Rp 12,85 miliar untuk 5.374 jiwa. Sementara
itu penduduk miskin yang tak masuk dalam daftar Jamkiesmas dan Jamkesda
tetap mendapat pengobatan gratis dengan menggunakan Surat Keterangan
Tidak Mampu yang dikeluarkan oleh lurah atau kepala desa.
Pelayanan
kesehatan gratis di Cirebon telah membantu menurunkan angka kematian
ibu tahun 2010 sebanyak 49 kasus menjadi 38 kasus pada tahun 2011.
Jumlah kematian bayi tahun 2010 sebanyak 231 kasus dan menurun menjadi
222 kasus pada tahun 2011. Jumlah balita gizi buruk tahun 2010 sebanyak
2.852 kasus dan menurun menjadi 2.613 kasus pada tahun 2012.
Berbagai
upaya yang dilakukan Pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
mendapat tanggapan positif dari masyarakat salah satunya di Puskesmas
Gebang. Saat ini Puskesmas direhab total menjadi dua lantai dan
pembangunannya telah mencapai 80%. Puskesmas Gebang sebelumnya hanya
melayani pasien rawat jalan. Dengan rehab total saat ini
rencana untuk gedung yang baru akan ditingkatkan pelayanannya dengan
memberikan fasilitas rawat inap, karena selama ini banyak pasien yang
sudah dirujuk ke Rumah Sakit dari Puskesmas ini untuk mendapatkan
tindakan yang mengharuskan pasien harus rawat inap. Dengan
desain gedung yang semula hanya satu lantai, kini Puskesmas Gebang
menjadi dua lantai sehingga diharapkan dapat melayani pasien yang harus
rawat inap. Sama halnya dengan pasien rawat jalan, kunjungan rata-rata
80 - 100 pasien setiap harinya. Jumlah ini cukup besar, karena memang
lokasinya berada di jalan Pantura yang memudahkan akses masyarakat
menuju ke Puskesmas ini. Sebelumnya, dengan banyaknya kunjungan, dan
kurang memadainya gedung, kerap kali pasien menunggu sampai di
luar gedung, tidak jarang pihak Puskesmas memasang tenda untuk
melindungi dari terik matahari atau hujan. Sementara gedung
Puskesmas sedang dibangun, pelayanan dialihkan ke gedung Poned yang
terletak di samping Puskesmas, dan kini juga berfungsi melayani pasien
umum dari pagi hingga pukul dua siang. Selain di gedung Poned, pelayanan
kesehatan juga diberikan di sebuah bangunan darurat yang dindingnya
terbuat dari papan.
Gedung Poned di Puskesmas Gebang sudah ada
sejak tahun 2011 yang berfungsi memberikan pelayanan kepada ibu hamil
dan menyusui selama 24 jam. Gedung Poned dibangun untuk mendukung
program Jampersal, yang semula pelayanan ini termasuk dalam pelayanan di
poli KIA (Klinik Ibu dan Anak) digabung dengan pelayanan poli lainnya
di satu gedung Puskesmas, kini menjadi gedung sendiri.
Rana,
seorang pasien di Puskesmas Gebang, mengaku puas dengan pelayanan di
Puskesmas tersebut. Ia berobat karena sakit pinggang dan dilayani dengan
cepat. “Selain gratis, saya juga terkesan dengan kerja dokter dan
perawat yang cepat melayani pasien,” kata pria yang bekerja sebagai
tukang jahit ini. Dia berharap apabila pembangunan Puskesmas Gebang
telah selesai semakin meningkatkan pelayanan.
Sementara itu
Puskesmas Sedong juga masih dalam tahap pembangunan ini juga sudah
dilengkapi dengan fasilitas Poned sejak setahun yang lalu. Untuk
sementara pelayanan pasien umum dialihkan ke sebuah rumah yang disewa di
depan Puskesmas Sedong. Sedangkan pasien hamil atau melahirkan tetap
dilayani di gedung Poned yang berada di kompleks Puskesmas Sedong.
Yaya,
pasien di Puskesmas Sedong, melahirkan seorang anak perempuan yang
berbobot 2,7 kg pada hari Kamis (22/11/2012). Bayi itu anak pertamanya.
Ia melahirkan gratis melalui program Jaminan Persalinan (Jampersal).
“Berkat Jampersal saya bisa melahirkan gratis, terjamin dan menempati
gedung yang bagus ini,” kata istri kuli bangunan ini.
Program
Jampersal juga dinikmati Iin yang melahirkan seorang bayi laki-laki di
RSUD Waled. Anak pertamanya yang kini berusia empat tahun lahir melalui
jasa bidan desa. “Lebih enak melahirkan di rumah sakit karena saya
dilayani dengan baik,” kata isteri penjual martabak ini.
Secara
nasional pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu telah
dilaksanakan sejak tahun 2005. Pemerintah melaksanakan program
pengobatan gratis bagi rakyat miskin di seluruh Indonesia yang tercatat
dalam database Badan Pusat Statistik (BPS) melalui program Jamkesmas,
sehingga bisa dirawat di rumah sakit kelas III milik pemerintah dan
Puskesmas. Anggaran Jamkesmas meningkat dari Rp 6,3 triliun pada tahun
2011 menjadi Rp 7,55 triliun pada tahun 2012. Dana tersebut ditujukan
untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis, serta membebaskan biaya
persalinan bagi ibu hamil, di mana tahun 2011 sebanyak 1.593.456 orang
telah mendapat persalinan gratis melalui Jampersal.
Bagi rakyat
miskin yang tidak masuk kuota Jamkesmas ditangani melalui program
Jamkesda yang dibiayai oleh Pemda. Selain itu beberapa kabupaten/kota
dan provinsi bahkan telah menggratiskan biaya pengobatan untuk seluruh
warga.
Pemerintah juga melaksanakan Program Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) ke seluruh Puskesmas. Penyaluran dana BOK dimaksudkan
untuk meningkatkan upaya kesehatan promotif dan preventif. Pemerintah
telah meningkatkan anggaran BOK pada tahun 2010 berjumlah Rp 215,2
miliar untuk 17 provinsi menjadi Rp 904,5 miliar pada tahun 2011 untuk
8.967 Puskesmas di 33 provinsi.
Untuk memenuhi tenaga kesehatan yang belum tercukupi, pada tahun 2011 Pemerintah telah mengangkat 10.810 PTT yang terdiri dari 2.425 dokter, 504 dokter gigi, dan 7.881 bidan. Jadi
total sampai dengan tahun 2011 berjumlah 39.452 orang. Pemerintah
bekerjasama dengan 13 fakultas kedokteran negeri melaksanakan Program
Intersip Dokter di mana selama tahun 2010 sebanyak 401 dokter telah
menyelesaikan program, dan pada tahun 2011 diikuti sebanyak 1.141
dokter.
Senin, 11 Agustus 2014
Perbaikan Puskesmas Meningkatkan Pelayanan Kesehatan
Labels:
PENDIDIKAN
dalam hidup saya keingin hal apapun ada dalam jiwa semangat itu ada sehingga rasa diri bawa saya sudah orang yang luarbisa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar