Tanaman
kakao sudah menjadi komoditi pertanian andalan di Kabupaten Jayapura
sejak dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Jayapura kurang lebih satu
decade yang lalu.Dengan dukungan utama dari pemerintah daerah,
partisipasi aktif dari warga masyarakat, serta kerjasama dan dorongan
dari berbagai lembaga di tingkat masyarakat dan dunia usaha, hamparan
tanaman kakao rakyat bertambah luas dari tahun ke tahun.Target
pemerintah Kabupaten Jayapura bahwa setiap rumah tangga petani di
wilayah ini untuk memiliki kebun kakao kurang lebih 2 hektar
diperkirakan hampir terealisasi.Hal itu berimplikasi pada peningkatan
produksi dan ekspor komoditi kakao dari wilayah ini dan meningkatnya
sumber penerimaan tunai bagi rumah tangga petani yang
mengusahakannya.Perkembangan dan keberhasilan pengusahaan tanaman ini
secara langsung berdampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat di
Kabupaten ini.
Walaupun
telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan
ekonomi kerakyatan, namun pengusahaan tanaman kakao ini berhadapan
dengan persoalan sustainabilitas produksi yaitu upaya untuk
mempertahankan produktivitas yang optimum dalam proses produksi tanaman
tahunan penghasil uang tunai (cash crop) ini.Dalam
beberapa tahun terakhir, perkembangan kebun Kako Rakyat menghadapi
tantangan yang cukup besar dalam mempertahankan kestabilan produksi dan
keadaan tanaman perkebunan rakyat tersebut. Indikasi ini terlihat dari
penurunan hasil panen buah kakao yang terus menurun (keterangan masyarakat setempat).
Hal ini disebabkan hampir70% tanaman kakao terserang hama dan penyakit,
dan makin menurunnya perhatian masyarakat terhadap kebun kakaonya.Di
samping itu,belumadanya tindakan pencegahan atau upaya-upaya para pihak
dalam penanggulangan hama dan penyakit; makin rendahnya kepedulian
masyarakat dan pemerintah daerah kabupaten.
Upaya
untuk mengembalikan kejayaan komoditas kakao sebagai komoditas andalan
masyarakat di Kabupaten Jayapura akan menunjang peningkatan pendapatan
masyarakat kampung yang layak dan berkelanjutan, juga secara langsung
akan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat terutama dalam
meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat yang diserasikan
dengan perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup. Di samping itu
perbaikan mutu biji kakao rakyat di kampung akan menunjang peningkatan
peran masyarakat dalam meningkatkan posisi petani (nilai tawar) serta
akses pasar, dampaknya akan menunjang perbaikan akses masyarakat kepada
pendidikan, kesehatan, kerentanan serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan kehidupan yang lebih layak dan damai.
Hal
inilah yang menjadi kepedulian KIPRa Papua untuk berkerjasama dengan
OFXAM dalam rangka mengupayakan kembalinya peran serta dan keaktifan
masyarakat dalam merestorasi kebun kakao, mengupayakan perhatian para
pihak, membangun kepedulian bersama / secara kolaborasi mencari dan
mengupayakan jalan keluar serta mengembangkan gerakan social ekonomi dan
teknologi terpadu dalam mencapai kesejahteraan dan keadilan ekonomi
rakyat setempat.
Tujuan
- Menentukan strategi pedekatan yang tepat dalam pengembangan kemampuan petani, jaringan pemasaran dan pengembangan kelompok petani.
- Pengorganisasian masyarakat untuk persiapan pelaksanaan sosialisasi program.
- Menyepakati cara, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan sosialisasi.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di dua kampung, masing-masing Kwansu yang terletak di
distrik Kemtuk dan Hamongrang yang terletak di wilayah Distrik
Nimbokrang, Kabupaten Jayapura.Kedua kampung ini terpilih sebagai
wilayah studi dengan pertimbangan bahwa sebagian besar masyarakat di
wilayah ini mengusahakan tanaman kakao sebagai komoditi utama penghasil
arus uang tunai dalam usahatani sebagaimana yang telah terrekam dalam
proses penilaian awal (pre-assessment) yang dilakukan oleh Yayasan
KIPRa.
Metode Penelitian
Penelitian
ini adalah sebuah survey terhadap rumah tangga petani kakao di desa
sasaran dengan maksud untuk mempelajari distribusi dan
kecenderungan-kecenderungan darivariabel-variabel tertentu yang ingin
dipelajari dari responden dalam kaitan dengan pencapaian tujuan
penelitian.
Adapun variabel-variabel penelitian dimaksud, tergolong dalam tiga ategori, meliputi :
a.Variabel-variabel tentang karakteristik sosial ekonomi rumah tangga petani kakao yang menjadi responden dalam responden
b.Variabel-variabel tentang karakteristik usahatani kakao
c.Variabel situasi sosial, ekonomi dan budaya yang berperan dalam perkembangan usahatani kakao.
Disamping
survey, dalam penelitian ini digunakan juga metode observasi lapangan
untuk memperoleh sejumlah informasilanjutan yang diperlukan terkait
temuan-temuan di dalam survey.
Metode Pengambilan Sampel
Sampel
rumah tangga usahatani kakao diambil secara acak dari populasi rumah
tangga usaha tani kakao di masing-masing kampung.Dari populasi rumah
tangga pengusaha komoditi kakado di Kampung Kwansu yang berjumlah ….
rumah tangga, dipilih …. rumah tangga sebagai sampel.Di kampung
Hamongrang, diambil …. rumah tangga sebagai sampel dari ….jumlah
populasi rumah tangga usahatani kakao.
Metode Pengambilan Data
Data
dan informasi di lapangan dikumpulkan dengan cara wawancara
terstruktur, yaitu dengan berpedoman pada daftar pertanyaan
(questionnaire) yang telah dipersiapkan.Disamping itu dilakukan juga
wawansacara semi-struktural terhadap sejumlah informan kunci yang
relevan dengan usaha tani kakao di kedua kampung sasaran. Disamping itu,
pengumpulan data juga dilakukan dengan metode Fokus Group Discussion
FGD) di kedua kampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar